Sabtu, 17 Januari 2009

Part Ten

Sebut saja namaku Dandy 30 tahun, 170/65 berparas seperti kebanyakan orang pribumi dan kata orang aku orangnya manis, atletis, hidung mancung, bertubuh sexy karena memang aku suka olah raga. Aku bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan besar di kota Surabaya dan statusku married. Perlu pembaca ketahui bahwa sebelum aku bekerja di Surabaya ini, aku adalah tergolong salah satu orang yang minder dan kuper karena memang lingkungan keluarga mendidik aku sangat disiplin dalam segala hal. Dan aku bersyukur sekali karena setelah keluar dari rumah (baca:bekerja), banyak sekali kenyataan hidup yang penuh dengan “warna-warni” serta “pernah-pernik”nya.

Kisah ini berawal terjadi sebagai dampak seringnya aku main chatting di kantor di saat kerjaan lagi kosong. Mulai muda aku adalah termasuk seorang penggemar sex education, karena buat aku sex adalah sesuatu yang indah jika kita bisa menerjemahkannya dalam bentuk visualnya. Dan memang mulai SD, SMP sampai SMA hidup aku selalu dikelilingi cewek-cewek yang cakep karena memang aku bisa menjadi “panutan” buat mereka, itu terbukti dengan selalu terpilihnya aku menjadi ketua osis selama aku menempuh pendidikan.

Kembali pada ceritaku, dunia chatting adalah ‘accses’ untuk mengenal banyak wanita dengan segala status yang mereka miliki; mulai ABG, mahasiswi, ibu muda sampai wanita sebaya, di luar jam kantor. Dan mulai dari sinilah aku mulai mengenal apa itu “kehidupan sex having fun”.Suatu hari aku chatting dengan menggunakan nickname yang menantang kaum hawa untuk pv aku, hingga masuklah seorang ibu muda yang berumur 32 tahun sebut saja namanya Via. Via yang bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai sekretaris dengan paras yang cantik dengan bentuk tubuh yang ideal (itu semua aku ketahui setelah Via sering kirim foto Via email aku).

Kegiatan kantor aku tidak akan lengkap tanpa online sama dia setiap jam kantor dan dari sini Via sering curhat tentang kehidupan rumah tangganya. Karena kita berdua sudah sering online, Dia tidak segan-segan menceritakan kehidupan sex nya yang cenderung tidak bisa menikmati dan meraih kepuasan. Kami berdua share setiap kesempatan online atau mungkin aku sempatkan untuk call dia.

Hingga suatu hari, kami putuskan untuk jumpa darat sepulang jam kantor, aku lupa tanggal berapa tapi yang pasti hari pertemuan kami tentukan bersama hari Jum’at. Setelah menentukan dimana aku mau jemput, sepulang kantor aku langsung kendarai mobil butut starletku untuk meluncur di tempat yang janjikan. Dengan perasaan deg-deg an, sepanjang perjalanan aku berfikir secantik apakah Via yang usianya lebih tua dari aku 2 tahun. Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika aku bener-bener ketemu dengan Via. Wow! Aku berdecak kagum dengan kecantikan Via, tubuhnya yang sexy dengan penampilannya yang anggun membuat setiap kaum adam berdesir melihatnya. Tidak terlihat dia seorang ibu muda dengan 3 orang anak, Via adalah sosok cewek favorite aku. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan alamak.. pantatnya yang sexy membuat aku menelan ludahku dalam-dalam saat membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta dengan Via.

Tanpa pikir panjang dan menutupi kegugupan aku. Aku memancing untuk menawarkan pergi ke salah satu motel di sudut kota (yang aku tahu dari temanku). Sepanjang perjalanan menuju hotel, jantungku berdetak kencang setiap melirik paras Via yang cantik sekali dan aku membayangkan jika aku dapat menikmati bibirnya yang tipis.. Dan sepanjang itu juga “adik kecilku” mulai bangkit dari tidurnya. Tidak lama sampailah kami di salah satu Motel, aku langsung memasukan mobilku kedalam salah satu kamar 102.

Didalam kamar aku sangat grogi sekali bertatapan dengan wajah Via..“Met kenal Dandy,” Via membuka obrolan.“hey Via..,” aku jawab dengan gugup.Aku benar-benar tidak percaya dengan yang aku hadapi, seorang ibu rumah tangga yang cantik sekali, sampai sempat aku berfikir hanya suami yang bego jika tidak bisa menyayangi wanita secantik Via.Kami berbicara hanya sekedar intermezo saja karena memang kami berdua tampak gugup saat pertemuan pertama tersebut. Sedangkan jantungku berdetak keras dibareng “adik kecilku” yang sudah meronta ingin unjuk gigi.

“Dandy meskipun kita di sini, tidak apa-apakan jika kita tidak bercinta,” kata Via.Aku tidak menjawab sepatah katapun, dengan lembut aku gapai lengannya untuk duduk di tepi ranjang. Dengan lembut pula aku rangkul dia untuk rebahan diranjang dan tanpa terasa jantungku berdetak keras, bagaikan dikomando aku menciumi leher Via yang terlihat sanagt bersih dan putih.“Via kamu sangat cantik sayang..,” aku berbisik.“Dann.. jangan please..,” desahan Via membuat aku terangsang.Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Via yang jenjang.“Akhh Dandy..”Tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Via yang aku rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.

“Ooohh.. Danddyy..”Via mulai mengikuti rangsangan yang aku lakukan di dadanya. Aku semakin berani untuk melakukan yang lebih jauh..“Via, aku buka jas kamu ya, biar tidak kusut..,” pintaku.

Via hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk memreteli jasnya, sampai akhirnya dia hanya mengenakan tanktop warna hitam. Dadaku semakin naik turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas dimukaku. Setelah jas Via terbuka, aku berusaha naik di tubuh dia, aku ciumi bibir Via yang tipis, lidahku menjelajahi bibirnya dan memburu lidah Via yang mulai terangsang dengan aktivitas aku. Tanganku yang nakal mulai menarik tanktop warna hitam dan..Wow.. tersembul puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Via untuk kemudian mulai melpeas BH dan menjilati puting Via yang berwana kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat puting Via berdiri dengan kencang.. sedangkan tangan kananku memilin puting Via yang lain nya.“Ooohh Danndyy.. kamu nakal sekali sayang..,” rintih Via.Dan saat aku mulai menegang..“Tok.. tok.. tok.. room service.” Ahh.. sialan pikirku, menganggu saja roomboys ini. Aku meraih uang 50.000-an dikantong kemejaku dengan harapan supaya dia cepat pergi.

Setelah roomboy’s pergi, aku tidak memberikan kesempatan untuk Via bangkit dari pinggir. Parfum Via yang harum menambah gairah aku untuk semakin berani menjelajahi seluruh tubuhnya. Dengan bekal pengetahuan sex yang aku ketahui (baik dari majalah, film BF maupun obrolan-obrolan teman kantor), aku semakin berani berbuat lebih jauh dengan Via. Aku beranikan diri untuk mulai membuka CD yang digunakan Via, dan darahku mendesir saat melihat tidak ada sehelai rambutpun di bagian vagina Via. Tanpa berfikir lama, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Via.

“Oohh.. Dan.. nikmat.. sayang,” Via merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang vaginanya dan sesekali menekan kepalaku untuk tidak melepaskan kenikmatan itu. Dan disaat dia sedang menikmati jilatan lidahku, telunjuk jari kiriku aku masukkan dalam lubang vagina dan aku semakin tahu jika dia lebih bisa menikmati jika diperlakukan seperti itu. Terbukti Via menggeliat dan mendesah disetiap gerakan jariku keluar masuk.“Aakkhh Dann.. kamu memang pintar sayang..,” desah Via.Disaat kocokkan jariku semakin cepat, Via sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri orang yang mau orgasme dan sesat kemudian..“Dann.. sayang.. aku nggak tahan.. oohh.. Dan.. aku mau..” visa menggelinjang hebat sambil menggapit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa sesak dibuatnya.

“Daann.. ookkhh.. aakuu keluaarr.. crut-crut-crut.”Via merintih panjang saat clitorisnya memuntahkan cairan kental dan bersamaan dengan itu, aku membuka mulut aku lebar-lebar, sehingga carian itu tidak ada yang menetes sedikitpun dalam mulutku.
Aku biarkan Via terlentang menikmati orgasmenya yang pertama, sambil membuka semua pakaian yang aku kenakan, aku memperhatikan Via begitu puas dengan foreplay aku tadi, itu terlihat dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar.

Tanpa memberi waktu panjang, aku segera menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran 19 cm dengan bentuk melengkung, langsung menghujam celah kenikmatan Via dan sontak meringis..“Aaakhh.. Dandy..,” desah Via saat penisku melesak kedalam lubang vaginanya.“Dandyy.. penis kamu besar sekali.. aakkh..”Aku merasakan setiap gapitan bibir vaginanya yang begitu seret, sampai aku berfikir suami macam apa yang tidak bisa merasakan kenikmatan lubang senggama Via ini?Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah Via yang mulai aku rasakan sangat menikmati permainan ini.

“Danddyy.. sudah.. sayang.. akhh..” sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir vagina mengapit batang penisku. Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Via. Aku tidak mempedulikan desahan Via yang semakin menjadi, aku hanya berusaha memberikan kepuasan bercinta, yang kata Via belum pernah merasakan selama berumah tangga. Setiap gerakan maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Via menggelinjang hebat karena memang bentuk penisku agak bengkok ke kiri.

Tiba-tiba Via mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua kalinya. Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan..“Dann.. aku.. mau.. keluarr lagi.. aakk.. Kamu hebat sayang, aku.. nggak tahan..,” seiring jertian itu, aku merasakan cairan hangat meleleh disepanjang batang penisku dan aku biarkan sejenak penisku dalam vaginanya.

Sesaat kemudian aku melepas penisku dan mengarahkan ke mulut Via yang masih terlentang. Aku biarkan dia oral penisku.“Ahh..,” sesekali aku merintih saat giginya mengenai kepala penisku. Disaat dia asik menikmati batang penisku, jariku yang nakal, mulai menelusuri dinding vagina Via yang mulai basah lagi.“Creek.. crekk.. crek..,” bunyi jariku keluar masuk dilubang vagina Via.“Ohh.. Dandy.. enak sekali sayang..”1.. 2.. 3.. 4.. 5.. jariku masuk bersamaan ke lubang vagina Via. Aku kocok keluar masuk.., sampai akhirnya aku nggak tahan lagi untuk mulai memasukkan penisku, untuk menggantikan 5 jariku yang sudah “memperkosa” lubang kewanitaannya.

Dan..“Ohh.. sayang aku keluar lagi..”Orgasme yang ketiga diraih oleh Via dalam permainan itu dan aku langsung meneruskan inisiatif menindih tubuh Via, berkali-kali aku masukkan sampai mentok.“Aaakhh.. sayang.. enak sekali.. ohh..,” rintih Via. Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, menindih Via..“Sayang aku boleh keluarin di dalam..,” aku tanya Via.“Jangan.. aku nggak mau, entar aku hamil,” jelas Via.“Nggak deh sayang jangan khawatir..,” rengekku.“Jangan Dandyy.. aku nggak mau..,” rintihan Via membuat aku semakin bernafsu untuk memberikan orgasme yang berikutnya.“Akhh.. oohh.. Dandy.. sayang keluarin kamu sayang.. aakkhh..,” Via memintaku.“Kamu jangan tunggu aku keluar Dandy.. please,” pinta Via.

Disaat aku mulai mencapai klimaks, Via meminta berganti posisi diatas.“Danndy aku pengen diatas..”Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Via bangkit dan langsung menancapkan penisku dlam-dalam di lubang kewanitaannya.“Akhh gila, penis kamu hebat banget Dandy asyik.. oohh.. enak..,” Via merintih sambil menggoyangkan pinggulnya.“Aduhh enak Dandy.. ”Goyangan pinggul Via membuat gelitikan halus di penisku..“Via.. Via.. akh..,” aku mengerang kenikmatan saat Via menggoyang pinggulnya.

“Dandy.. aku mau keluar sayang..,” sambil merintih panjang, Via menekankan dalam-dalam tubuhnya hingga penisku “hilang” ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu aku sudah mulai merasakan klimaks sudah diujung kepala.“Via.. Via.. ahh..”Aku biarkan spermaku muncrat di dalam vagianya.“Croot.. croot..” semburan spermaku langsung muncrat dalam lubang Via, tetapi tiba-tiba Via berdiri.“Aakhh Dandy nakal..”Dan Via berlari berhamburan ke kamar mandi untuk segera mencuci spermaku yang baru keluar dalam vaginanya, karena memang dia tidak menggunakan pernah menggunakan KB.

Permainan itu berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, karena baru saat bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.“Dandy, kapan kamu ada waktu lagi untuk lakukan ini semua sayang,” tanya Via.Aku menjawab lirih, “Terserah Via deh, aku akan selalu sediakan waktu buatmu.”“Makasih sayang.. kamu telah memberikan apa yang selama ini tidak aku dapatkan dari suami aku,” puji Via.“Dann.. kamu hebat sekali dalam bercinta.. aku suka style kamu,” sekali lagi puji Via.
Pertemuan pertama ini kita akhiri dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan dengn kata-kata, dan hanya kami berdua yang bisa rasakan itu.

Aku memang termasuk orang yang selalu berusaha membuat pasanganku puas dan aku mempuyai fantasi sex yang tinggi sehingga tidak sedikit abg, mahasiswi dan ibu muda yang hubungi aku untuk sekedar membantu memberikan kepuasan buat mereka

Part Nine

Mungkin saya termasuk aneh atau punya kelainan. Bayangkan, sudah punya istri cantik masih merindukan wanita lain. Kurang ajarnya, wanita itu adalah kakak ipar sendiri. Kalau dibanding-bandingkan maka jelas istri saya memiliki beberapa kelebihan. Selain lebih muda, di mata saya lebih cantik dan manis. Postur tubuhnya lebih ramping dan berisi. Sedangkan kakak ipar saya yang sudah punya dua anak itu badannya sedikit gemuk, tetapi kulitnya lebih mulus. Entah apanya yang sering membuat saya membayangkan berhubungan intim dengan dia.

Perasaan itu sudah muncul ketika saya masih berpacaran dengan adiknya. Semula saya mengira setelah menikah dan punya anak perasaan itu akan hilang sendiri. Ternyata lima tahun kemudian setelah punya anak berusia empat tahun, perasaan khusus terhadap kakak ipar saya tidak menghilang. Bahkan terasa tambah mendalam. Ketika menggauli istri saya seringkali tanpa sadar membayangkan yang saya sebadani adalah kakak ipar, dan biasanya saya akan mencapai puncak kenikmatan paling tinggi. Ketika bertemu saya sering secara sembunyi-sembunyi menikmati lekuk-lekuk tubuhnya. Mulai dari pinggulnya yang bulat besar hingga buah dadanya yang proporsional dengan bentuk tubuhnya.

Sesekali saya sukses mencuri lihat paha atau belahan buah dadanya yang putih mulus. Jika sudah demikian maka jantung akan berdetak sangat kencang. Nafsu saya menjadi begitu bergelora.Pernah suatu ketika saya mengintip saat dia mandi di rumah saya lewat lubang kunci pintu kamar mandi. Namun karena takut ketahuan istri dan orang lain, itu saya lakukan tanpa konsentrasi sehingga tidak puas. Keinginan untuk menikmati tubuh kakak ipar makin menguat. Namun saya masih menganggap itu hanya angan-angan karena rasanya mustahil dia mau suka rela berselingkuh dengan adik ipar sendiri. Namun entah kenapa di lubuk hati yang paling dalam saya punya keyakinan mimpi gila-gilaan itu akan kesampaian. Cuma saya belum tahu bagaimana cara mewujudkan. Kalau pun suatu waktu itu terjadi saya tidak ingin prosesnya terjadi melalui kekerasan atau paksaan. Saya ingin melakukan suka sama suka, penuh kerelaan dan kesadaran, serta saling menikmati. Mungkin setan telah menunjukkan jalannya ketika suatu hari istri saya bilang kakaknya ingin meminjam VCD porno.

Kebetulan saya punya cukup banyak VCD yang saya koleksi sejak masih bujangan. Sebelum berhubungan intim saya dan istri biasa nonton VCD dulu untuk pemanasan meningkatkan gairah dan rangsangan. ”Kenapa kakakmu tiba-tiba pengin nonton VCD gituan ?” tanya saya pada istri saya. ”Nggak tahu.” ”Barangkali setelah sterilisasi nafsunya gede,” komentar saya asal-asalan. Beberapa keping VCD pun saya pinjamkan. Ini salah satu jalan untuk mencapai mimpi saya. Tetapi harus sabar karena semua memerlukan proses dan waktu agak panjang. Setelah itu secara rutin kakak ipar saya meminjam VCD porno. Rata-rata seminggu sekali. ”Dia lihat sendiri atau sama suaminya ?” tanya saya.

”Ya sama suaminya dong,” jawab istri saya. ”Kamu cerita sama dia ya sebelum main kita nonton VCD biru ?” ”Iya …,” jawab istri saya malu-malu. ”Wah rahasia kok diceritakan sama orang lain.” ”Kan sama saudara sendiri nggak apa-apa.” ”Eh … kamu bilang sama dia, kapan-kapan kita nonton bareng yuk …” ”Maksudmu ?” ”Ya dia dan suaminya nonton bareng sama kita.” ”Huss … malu ah …” ”Kenapa malu ? Toh kita sama-sama suami istri dan seks itu kan hal wajar dan normal …” Sampai di situ saya sengaja tidak memperpanjang pembicaraan.Saya hanya bisa menunggu sambil berharap mudah-mudahan saran itu benar-benar disampaikan kepada kakaknya. Sebulan setelah itu kakak ipar dan suaminya berkunjung ke rumah kami dan menginap. Istri saya mengatakan mereka memenuhi saran saya untuk nonton VCD porno bersama-sama.

Diam-diam saya bersorak dalam hati. Satu langkah maju telah terjadi. Namun saya mengingatkan diri sendiri, harus tetap sabar dan berhati-hati. Kalau tidak maka rencana bisa buyar. Malam itu setelah anak-anak tidur kami nonton VCD porno bersama-sama. Saya lihat pada adegan-adegan yang hot kakak ipar tampak terpesona. Tanpa sadar dia mendekati suaminya. Beberapa VCD telah diputar. Tampak nafsu mereka sudah tak terkendali. Saling mengelus dan meremas. Istri saya juga demikian. Sejak tadi tangannya sudah menelusup di balik sarung saya memegangi senjata kebanggaan saya. ”Mbak silakan pakai kamar belakang,” kata saya kepada kakak ipar setelah melihat mereka kelihatan tak bisa menahan diri lagi. Tanpa berkata sepatah pun kakak ipar menarik tangan suaminya masuk kamar yang saya tunjukkan. ”Sekarang kita gimana ?” tanya saya menggoda istri saya.

”Ya main dong …” Kami berdua segera masuk kamar satunya lagi. Anak-anak kami kebetulan tidur di lantai dua sehingga suara-suara birahi kami tak akan mengganggu tidur mereka. Ketika saya berpacu dengan istri saya, di kamar belakang kakak ipar dan suaminya juga melakukan hal serupa. Jeritan dan erangan kenikmatan wanita yang diam-diam saya rindukan itu kedengaran sampai telinga saya. Saya pun jadi makin terangsang. Malam itu istri saya kembali saya bayangkan sebagai kakak ipar. Saya bikin dia orgasme berkali-kali dalam permainan seks yang panjang dan melelahkan tetapi sangat menyenangkan. Selanjutnya kegiatan bersama itu kami lakukan rutin, minimal seminggu sekali. Sesekali di rumah kakak ipar sebagai variasi. Dua keluarga tampak rukun, meski diam-diam saya menyimpan suatu keinginan lain.Saat anak-anak liburan sekolah saya mengusulkan wisata bersama ke daerah pegunungan. Istri saya, kakak ipar dan suaminya setuju.

Tak lupa saya membawa beberapa VCD porno baru pinjaman teman serta playernya. Setelah seharian bermain kesana-kemari anak-anak kelelahan sehingga mereka cepat tertidur. Apalagi udaranya dingin. Sedangkan kami orang tua menghabiskan malam untuk mengobrol tentang banyak hal. ”Eh … dingin-dingin begini enaknya nonton lagi yuk,” kata saya. ”Nonton apa ?” tanya suami kakak ipar. ”Biasa. VCD gituan. Kebetulan saya punya beberapa VCD baru.” Mereka setuju. Kemudian kami berkumpul di kamar saya, sedangkan anak-anak ditidurkan di kamar kakak ipar yang bersebelahan. Jadilah di tengah udara dingin kami memanaskan diri dengan melihat adegan-adegan persetubuhan yang panas beserta segala variasinya. Sampai pada keping ketiga tampak kakak ipar sudah tak tahan lagi. Dia merapat ke suaminya, berciuman. Istri saya terpengaruh.

Wanita itu mulai meraba-raba selangkangan saya. Senjata kebanggaan saya sudah mengeras. ”Ayo kita pindah ….” bisik istri saya. ”Husss .. pindah kemana. Di sebelah ada anak-anak. Di sini saja.” Akhirnya kami bergulat di sofa. Tak risih meski di tempat tidur tidak jauh dari kami kakak ipar dan suaminya juga melakukan hal serupa. Bahkan mereka tampak sangat bergairah. Pakaian kakak ipar sudah tak karuan lagi. Saya bisa melirik paha dan perutnya putih mulus. Mereka berpagutan dengan ganas sehingga sprei tempat tidur juga awut-awutan. Istri saya duduk mengangkangkan paha. Saya tahu, ia minta dioral.Mulut dan lidah saya pun mulai mempermainkan perangkat kelaminnya tanpa melepas celana dalam. ”Ohhhh … terus .. enakkkkkk, Mas ….” lenguh istri saya merasa sangat nikmat. Sementara itu ekor mata saya melirik aksi kakak ipar dan suaminya yang berkebalikan dengan saya dan istri. Kakak ipar tampak amat bergairah mengaraoke penis suaminya. Saya pun melanjutkan menggarap vagina dan wilayah sekitarnya milik istri saya.

Lidah saya makin dalam mempermainkan lubang, mengisap-isap, dan sesekali menggigit klitoris. ”Ooh … ahhhhh …. ahhhh ……..” istri saya mengerang keras tanpa merasa malu meski di dekatnya ada kakak kandungnya yang juga sedang bergulat dengan suaminya. Satu demi satu saya lepas pakaiannya yang menghalangi. Pertama celana dalamnya, lalu rok bawahnya. Lenguhan istri saya bersahut-sahutan dengan erangan suami kakak ipar. Beberapa saat kemudian posisi berubah. Istri saya gantian mengulum penis saya, sedangkan suami kakak ipar mulai menggarap kelamin istrinya. Erangan saya pun berlomba dengan erangan kakak ipar. Setengah jam kemudian saya mulai menusuk istri saya. Tak lama disusul suami kakak ipar yang melakukan hal serupa terhadap istrinya. Lenguhan dua perempuan kakak beradik yang dilanda kenikmatan terdengar bergantian.

”Mas, batangmu enakkk sekali ….”’ bisik istri saya. ”Lubangmu juga enak,” jawabku. Sembari menaikturunkan pinggul tanganku meremas-remas payudara istri saya yang meski tidak terlalu besar tetapi padat dan tampak merangsang. Setelah beberapa saat bertahan dalam posisi konvensional, lalu saya memutar tubuh istri saya dan menyetubuhi dari belakang. Saya melirik ke tempat tidur. Posisi kakak ipar berada di atas suaminya. Teriakan dan gerakan naik turunnya sangat merangsang saya untuk merasakan betapa enaknya menyetubuhi kakak ipar. Namun saya harus menunggu saat yang tepat.Kira-kira ketika istri saya, kakak ipar dan suaminya sudah berada di dekat puncak kenikmatannya, sehingga kesadarannya agak berkurang. Sambil menggenjot istri saya dari belakang saya terus melirik mereka berdua. Entah sudah berapa kali istri saya mencapai puncaknya, saya sudah tak begitu memperhatikan lagi. ”Ayo kita ke tempat tidur,” bisik saya pada istri saya.

”Kan dipakai …. ” Saya segera menggendong tubuhnya, lalu menelentangkan di tempat tidur di samping kakaknya yang sedang digarap suaminya. Mula-mula keduanya agak kaget atas kehadiran kami. Tetapi kemudian kami mulai asyik dengan pasangan masing-masing. Tak perduli dan tak malu. Malah suara-suara erotis di sebelah kami makin meningkatkan gairah seksual. Di tengah-tengah nafsu yang menggelora saya menggamit suami kakak ipar saya. Dia menoleh sambil menyeringai menahan nikmat. ”Ssst … kita tukar ….” ”Hhhh …. ” dia terbengong tak paham. Lalu saya mengambil keputusan. Penis saya cabut dari vagina istri saya, kemudian bergeser mendekati kakak ipar saya yang masih merem-melek menikmati tusukan suaminya. ”Mas sama istri saya, saya gantian dengan Mbak …,” kata saya. Tanpa memedulikan kebengongannya saya langsung memeluk tibuh mulus kakak ipar yang sudah sekian lama saya rindukan.

Saya ciumi lehernya, pipinya, bibirnya, dan saya kulum puting susunya yang mengeras. Mula-mula kakak ipar saya kaget dan hendak memberontak. Tapi mulutnya segera saya tutup dengan bibir saya. Kemudian penis saya masukkan pelan-pelan ke vaginanya yang telah basah kuyup.Setelah itu saya melakukan gerakan memompa naik-turun sambil sesekali memutar. Ternyata vaginanya masih sangat enak. Untuk menambah gairah kedua payudaranya saya remas dan sesekali saya gigit putingnya. ”Ohhh …. ahhhh ….. hhhhh … shhhh ….,” suaranya mulai tak karuan menahan gempuran hebat saya. Di samping saya, suami kakak ipar saya tampaknya juga tak mau kehilangan waktu percuma. Dia pun menyetubuhi istri saya dengan penuh semangat. Tak ada keraguan lagi. Yang ada hanya bagaimana menuntaskan nafsu yang sudah memuncak di ubun-ubun. Saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Impian menggauli kakak ipar kesampaian sudah.

Hampir satu jam kami bertempur dengan berbagai gaya. Mulai konvensional, miring, hingga menungging. Suami kakak ipar saya lebih dulu menyelesaikan permainannya. Beberapa menit kemudian saya menyusul dengan menyemprotkan begitu banyak sperma ke dalam vagina kakak ipar saya. Rasanya belum pernah saya mengeluarkan begitu banyak sperma sebagaimana malam itu. Kakak ipar pun tampak melenguh puas. Vaginanya menjempit penis saya cukup lama. Setelah peristiwa malam itu, kami menjadi terbiasa mengadakan hubungan seks bersama-sama dan bisa ditebak akhirnya kami bergantian pasangan secara sukarela. Tak ada paksaan sama sekali

Part Eight

Aku adalah seorang ibu rumah tangga berusia kurang lebih 30 tahun.Pernikahan kami telah berjalan kurang lebih 7 tahun dan mempunyaiseorang anak yang sudah sekolah di playgroup. Suamiku adalah seorangpekerja di perusahaan swasta, karena kesibukan pekerjaannya dia biasapergi pagi dan pulang malam. Walau begitu hubungan kami berjalan denganbaik.

Kami biasa terbuka dalam berbagai hal, termasuk masalah sex. Sayangnyakarena pekerjaannya, staminanya di ranjang kurang bisa memuaskankeinginanku. Aku inginnya berhubungan sex tiap hari, sementara suamikupaling sanggup tiga hari sekali. Itupun setelah ejakulasi, dia tidaksanggup untuk menambah ronde. Satu hal yang dia suka bilang adalahkeinginannya untuk melihatku berhubungan sex dengan laki-laki lain. Danbahkan dia bilang kalau dia enggak perlu melihat langsung, asal setiapaku sudah berhubungan sex dengan laki-laki lain aku harus menceritakandetailnya dan dilakukan dengan sepengetahuan suamiku. Syarat lainnyaadalah, bahwa aku menyukai laki-laki tsb, ganteng dan yang penting akubisa menikmati hubungan sex-ku dengan laki-laki tersebut.

Perlu aku ceritakan, bahwa sebelum menikah dengan suamiku sekarang ini,aku hanya pernah mempunyai pacar sekali. Itupun kami hanya sebatasberpacaran, jangankan berhubungan sex, bahkan berciuman pun belumpernah. Meskipun pernah pacarku dulu itu memintaku untuk menciumku namundengan halus aku menolaknya. Jadi bagiku suamiku adalah laki-lakipertama yang berhubungan sex denganku. Awalnya keinginan suamiku inicuma sekedar ‘pillow-talk’ atau fantasi ketika kami melakukan pemanasansebelum melakukan hubungan sex dengan suamiku. Sampai pada suatu hari.

Awalnya suatu pagi, seperti biasa setelah suamiku pergi ke kantorsekaligus mengantarku anakku pergi ke playgroup, aku pergi mandi. Karenabiasanya pagi hari sebelum suami dan anakku pergi, aku menyelesaikanpekerjaan rutin rumah tangga dan menyiapkan sarapan. Ketika baru sajaaku selesai mandi, dan masih mengenakan kimono handuk, tiba-tiba belberbunyi. Dalam keadaan tubuh telanjang dan hanya ditutupi kimono, akupergi untuk membuka pintu. Betapa kagetnya aku, ketika ternyata yangdatang adalah Pram, mantan pacarku dulu.

Dalam keadaan gugup, bercampur senang aku tidak mampu berkata kecualimempersilakan dia masuk dan lalu mengunci pintu. Aku bahkan lupa kalauaku cuma pake kimono. Tampangnya masih seperti dulu, kecuali bahwa kinidia tampak sedikit lebih gemuk dan lebih dewasa. Meski aku akui bahwaaku sangat menyayangi suamiku, kadang-kadang aku masih suka merindukanmantan pacarku ini. Dalam keadaan masih gugup, tiba-tiba Prammenggenggam tanganku dan bertanya tentang kabarku, aku hanya bisamenjawab lirih. Namun aku tidak bisa menyembunyikan binar mataku,melepas rinduku padanya. Tiba-tiba dia mendaratkan ciumannya ke pipikudengan lembut, dia bilang dia sangat merindukanku. Sambil kemudiantangannya memelukku, dia bilang kalau dia tunggu dari pagi diatasmobilnya, dan begitu tahu kalau suamiku sudah pergi dia lalu pergimemencet bel rumahku.

Dalam pelukannya yang makin erat dia bilang, aku ingin menciummu.Sesuatu yang dari dulu ingin dia lakukan namun belum terlaksana. Dalamkeadaan seperti itu aku hanya bisa memejamkan mataku dan bersiapmenerima ciumannya. Lalu kurasakan bibir Pram dengan kumis tipisnyamulai menyentuh bibirku, dan aku lalu menyambut ciumannya dengan membukamulutku. Masih dalam keadaan mata terpejam lidah Pram mulai menjelajahimulutku dan aku membalasnya dengan penuh gairah kerinduan. Lalu perlahankurasakan tangannya yang tadi mendekapku mulai mengelus bagian pantatkudari luar kimono.

Awalnya cuma remasan ringan namun kemudian dia mulai meremas denganpenuh berahi. Mendapat perlakuan demikian, nafasku makin tersengal danciumanku makin hot. Lalu tangan Pram mulai menelusup ke balik kimonokudan meremas pantatku dengan mesranya. Aku makin terhanyut, dan sangatmenikmati permainannya ketika akhirnya bibirnya mulai menjelajahileherku lalu kemudian turun ke arah payudaraku. Perlahan tangan Prammulai membuka kimonoku sampai akhirnya kimonoku terjatuh di lantai danaku kini telanjang bulat. Ya, baru pertama kalinya kini tubuhtelanjangku disaksikan oleh laki-laki lain selain suamiku. Namunbirahiku sudah makin meninggi, sehingga tanganku pun mulai membukakemeja Pram dan kuusap dadanya dan kadang kuelus puting Pram. Bibir Pramkini mulai mengisap payudaraku bergantian dan jari tangannya mulaimemainkan vaginaku.

Aku kini sudah benar-benar enggak tahan dan meminta dia untuk memasukkanpenisnya ke vaginaku yang kini sudah sangat basah. Lalu dia menggendongtubuh telanjangku ke kamar tidur, dimana aku biasa tidur dengan suamiku.Setelah meletakanku di ranjang Pram lalu membuka celananya sehingga kinidia pun telanjang. Aku agak sedikit kaget, ternya ukuran penis Pramlebih besar dari ukuran suamiku. Meskipun badannya lebih kecil darisuamiku. Pram lalu menghampiriku mencium bibirku lagi dan perlahanmencium seluruh badanku sampai akhirnya bibirnya mulai menyentuh vaginaku.

Betapa lembutnya, lidahnya mulai menjilati klitorisku dan terkadangdimasukannya ke lubang vaginaku. Vaginaku makin basah, tanganku punmulai meraih penisnya, yang ternyata benar benar lebih besar dari miliksuamiku. Sampai aku tidak tahan lagi dan memohon Pram untuk segeramemasukkan penisnya ke vaginaku. Setelah membasahi kepala penisnya, Prammulai mengarahkan penisnya ke arah vaginaku yang kini benar benarmenginginkan untuk dimasuki penisnya yang besar itu. Agak susah awalnya,namun secara perlahan dan lembut penisnya kini masuk seluruhnya divaginaku.
Tak dapat kugambarkan betapa kini aku sangat terhanyut,vaginaku terasa penuh oleh penisnya dan gairah yang didorongkerinduanku. Sehingga tak lama aku merasakan orgasmeku makin dekat danaku meminta Pram untuk menggerakkan penisnya dengan cepat. Sampaikemudian aku benar benar mencapai puncak dan memeluknya dengan erat.Melepaskan segala rindu dan hasrat.

Setelah orgasmeku mulai menurun Pram masih memelukku dengan erat, lalumulai menggerakkan penisnya lagi dengan perlahan. Kira-kira lima belasmenit berlalu namun ternyata Pram masih belum ejakulasi. Padahalbiasanya suamiku paling tahan sekitar lima menitan. Lalu kemudian Prammembalikkan badanku, sehingga kini aku yang di atas dan dia di bawah.Aku lalu mengambil inisiatif dengan setengah berjongkok dan menggerakkanpantatku merasakan penisnya keluar masuk di vaginaku.
Aku hampirmencapai orgasmeku yang kedua ketika tiba-tiba Pram bilang kalau diahampir ejakulasi, dia lalu tanya apakah dia harus ejakulasi di luar, akubilang di dalam saja karena toh aku sudah pasang KB. Lalu kemudian diabenar benar berejakulasi. Kurasakan spermanya menyemprot dengan keras.Sampai 5 kali dia menyemprotkan spermanya yang hangat di vaginaku laluakhirnya diapun terkulai lemas. Aku hanya bisa memeluknya, merasakankehangatan spermanya dan menikmati sisa sisa kekerasan penisnya yangmulai mengecil di vaginaku.

Tiba tiba aku dengar pintu garasi terbuka. Lalu cepat kusambar kimonoku.Aku pikir pasti suamiku yang datang, karena biasanya dia masuk melaluipintu garasi. Ternyata benar, suamiku yang datang. Dalam keadaan rambutacak-acakan dan sperma Pram yang menetes sampai ke pahaku, aku tanyakenapa dia pulang. Rupanya dia ketinggalan agenda kerjanya dan bermaksudmengambil kedalam. Tapi aku larang, dia bilang kenapa, lalu akuceritakan singkat kalau di dalam ada Pram. Terus dia tanya kenaparambutku acak-acakan, dipikirnya aku belum mandi.

Tadinya aku takut untuk berterus terang sampai kemudian dia bilangapakah aku baru making love sama Pram. Aku jawab ya, ternyata mendengaritu, suamiku jadi sangat terangsang. Lalu dia bilang boleh dia lihat.Lalu kubuka kimonoku, tampak vaginaku yang memerah dan sperma Pram yangmasih menetes dari vaginaku. Lalu tanpa banyak bicara suamiku jongkok dihadapanku yang masih berdiri dan mulai menjilati cairan sperma yangmenetes di pahaku, lalu jilatannya mulai beralih ke vaginaku danmenjilati sperma Pram sampai bersih. Setelah itu dia memintakumenungging, lalu suamiku menurunkan celananya sampai di mata kaki danmulai memasukkan penisnya ke vaginaku yang masih dipenuhi sisa sperma Pram.

Vaginaku kini terasa longgar, karena baru dimasuki penis yang lebihbesar dan masih penuh sisa sperma, namun tampaknya suamiku sudah sangatbernafsu, mungkin karena fantasinya kini jadi nyata. Sehingga tak lamadia pun langsung berejakulasi, menyebabkan vaginaku kini terisi olehsperma dari dua laki-laki yang berbeda. Lalu dia kembali mengancingkancelananya, dan bilang untuk ambilkan agendanya. Lalu dia bilang kalaudia lagi buru-buru karena mau ada rapat di kantornya. Setelah suamikupergi, aku pergi ke kamar mandi dan membersihkan vaginaku. Ketika akukembali ke kamar, Pram bertanya siapa yang datang, lalu kujawab tadiorang yang minta iuran bulanan RT. Lalu aku hampiri Pram, lalu kukulumpenisnya yang masih kecil. Perlahan penisnya mulai menegang kembali dankamipun kembali making love sampai aku mengalami dua kali orgasme dandia menumpahkan kembali spermanya di vaginaku.

Baik Pram maupun aku sangat terkesan dengan apa yang baru kami lakukan.Menjadi sangat istimewa karena baru saat inilah aku merasakan memekkudimasuki kontol selain milik suamiku dan sekaligus orang yang mengisinyaadalah seseorang yang pernah punya kesan khusus di hatiku. Dengan berathati aku bilang kalau sekarang dia harus pergi karena aku harusmenjemput anakku. Sebelum pergi, Pram meninggalkan nomor handphone danmemintaku untuk menghubunginya setiap saat aku membutuhkannya. Akukemudian mengantarnya sampai ke pintu depan dan dia meninggalkankudengan ciuman lembut di pipi.

Malamnya ketika suamiku pulang, dan anakku sudah tidur suamiku minta akumenceritakan tentang apa yang aku lakukan dengan Pram tadi siang. Sambilberbaring berdua aku mulai bercerita. Sambil seksama mendengarkantangannya menelusup ke balik rokku dan langsung menuju ke memekku (akutidak pakai celana dalam). Lalu di bilang, wah memeknya masih bengkaknih. Lalu jarinya mulai mengusap itilku. Sambil terus bercerita aku usapputing susu suamiku sehingga suamiku makin terangsang mendengarceritaku. Dia jadi tidak sabar dan membuka celananya lalu memasukkankontolnya ke memekku.

Aku baru mulai menikmati gerakan kontolnya di memekku ketika tiba-tibasuamiku bilang kalau dia sudah mau ejakulasi. Aku bilang tahan dulukarena aku masih belum mau orgasme, namun apa daya suamiku tak mampumenahan dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya di dalam memekku. Taklama kontolnya mulai layu dan kemudian dia tertidur kecapean. Aku kinidalam posisi “menggantung” karena aku belum orgasme. Kemudian kucobauntuk melanjutkan dengan jalan memainkan jariku di memekku. Entahmengapa meskipun suamiku ada di sisiku, saat bermastrubasi yang justruaku bayangkan seolah-olah Pram yang kini sedang menyetubuhiku. Sambilmembayangkan kejadian tadi siang aku terus memainkan memekku sampaikemudian aku orgasme.
Namun kuakui rasanya tidak sehebat dengan apa yangaku rasakan tadi siang.
Besoknya perasaan menggantung itu masih ada. Dan seperti rutinitasbiasa, setelah suami dan anakku pergi, aku kembali sendiri di rumah.Tiba-tiba keinginan untuk mengulangi apa yang kulakukan kemarin denganPram muncul dengan kuat. Aku hubungi nomor HP-nya dan menanyakan apakahia bisa datang sekarang.
Sayangnya dia bilang tidak bisa, karena adayang harus dia kerjakan pagi ini. Lalu aku tanya gimana kalau malam. Diabalik tanya bagaimana dengan suamiku. Aku bilang kalau suamikusebernarnya tahu apa yang kita lakukan kemarin dan dia menyetujuinya.Jadi aku pikir malam ini pun tidak apa-apa kalau dia datang. Tapi diajawab dia masih merasa sungkan untuk ketemu dengan suamiku.

Akhirnya aku usulkan gimana kalau kita keluar sekalian makan malam, tapiaku mau bilang suamiku dulu. Dia bilang setuju karena malam ini diapunya banyak waktu. Katanya hari ini adalah hari terakhir dia berada dikotaku untuk pekerjaannya sebelum besok di kembali ke kotanya. Akukemudian menelepon suamiku dan menceritakan rencanaku, suamiku bilangoke. Aku begitu bersemangat dan ingin mempersiapkan sesuatunya denganbaik. Aku lalu pergi ke kamar mandi, mencukur bulu memekku dan memakailulur wangi sehingga nanti malam Pram benar-benar terkesan denganpenampilanku.

Malam hari jam delapan suamiku pulang. Anakku sudah tertidur setengahjam yang lalu karena siangnya dia bermain sehingga tidak tidur siang.Suamiku mendapatiku sudah berdandan rapi dan wangi. Dia kemudian ajakaku makan malam, namun aku bilang kalau aku mau makan malam diluardengan Pram. Akhirnya dia makan malam sendiri. Aku lalu telepon Pramuntuk datang menjemputku. Sebelum Pram datang suamiku memeluk danmenciumku, tangannya lalu merambah memekku, dia merasakan memekku yanglicin karena pagi tadi baru dicukur. Sambil tersenyum dia bilang, wahpersiapannya hebat sekali, katanya lagi dia jamin Pram pasti tidak akanmerasa cukup menyetubuhiku cuma sekali. Sebelum aku pergi dengan Pramsuamiku penasaran ingin menjilat memekku yang licin, lalu diamenyingkapkan rokku, membuka celana dalamku dan mulai menjilati memekku.Aku sedang menikmati jilatan lidahnya di memekku ketika kudengar suaraklakson di depan. Kulihat melalui jendela, ternyata Pram yang datang.Lantas aku pamit sama suamiku, suamiku bilang celana dalamnya enggakusah dipake toh aku tidak akan membutuhkannya. Aku cuma tersipumendengar ucapannya.

Aku keluar dan langsung menuju Pram yang masih dimobilnya. Sampai didalam mobil Pram menyambutku dengan ciuman kecil di pipiku. Lalu diatanya sekarang mau kemana. Aku cuma bilang terserah dia. Lantas Prammengarahkan mobilnya ke sebuah restoran. Turun dari mobil, Pram memelukpinggangku sambil berjalan menuju restoran, serasa masa berpacaran kamidulu. Makan malam berlangsung dengan romantis, diselilngi dengan salingbercerita tentang masa kami berpacaran dulu. Dia bilang dia sangatberbahagia karena kini telah merasakan apa yang dulu sangat inginrasakan namun belum pernah terlaksana. Dia menambahkan kalau sampaisekarang dia masih belum menikah. Dia bilang meskipun kini dia sudahpunya tunangan, dia masih sering mengingatku dan karenanya benar-benarmenikmati kebersamaan ini.

Selesai makan malam, Pram mengarahkan mobilnya ke luar kota. Menjelangdi luar kota, di daerah yang sejuk kami lalu berbelok memasuki sebuahmotel. Sebuah motel yang cukup luas dan asri. Mobil langsung menujugarasi yang terletak persis di bawah kamar motel. Seorang pelayanmembukakan pintu garasi dan langsung menyodorkan formulir check-in.Setelah menandatangani formulir serta membayar tagihan awal, si pelayankemudian menutup pintu garasi. Pram lalu mengajakku menaiki tanggamenuju kamar motel di atas.

Kamar motel itu cukup luas, ada sebuah ranjang ukuran kingbed,seperangkat sofa dan TV set, serta kamar mandi yang dilengkapi bathtub.Pram rupanya sudah tidak sabar lagi, tanpa berkata dia langsungmenarikku dan mencium bibirku dengan penuh gairah. Kusambut ciumannyadengan penuh gairah pula. Sambil menciumku tangan Pram dengansemangatnya meremas susuku. Aku kemudian membuka celana yang dia kenakandan tak sabar aku dorong Pram ke arah ranjang. Dalam keadaan Pram yangterlentang kumasukkan kontol Pram ke mulutku dan mulai mengulumnyadengan semangat. Kumainkan kontolnya yang besar itu keluar masukmulutku. Pram hanya bisa memejamkan matanya menikmati hisapanku. Taklama Pram bilang kalau dia ingin menjilati memekku.
Pram lantas mencopotseluruh pakaianku dan pakaiannya sendiri, sampai kami berdua kinitelanjang bulat. Lalu dia kembali berbaring dan memintaku meletakkanpantatku di atas mukanya.

Maka dengan posisi 69 aku kembali mengulum kontol Pram sementara diamenjilat memek dan itilku. Kira kira setengah jam kami dalam posisi ituketika kurasakan orgasmeku telah mendekat, sampai kemudian aku mencapaiorgasme. Dengan mulut masih mengisap kontol Pram, kutekankan memekkudengan kuat ke muka Pram. Dia sendiri dengan kuat mengisap itilku sampaiaku benar benar melayang.
Beberapa saat setelah orgasmeku memudar, Pramlalu membaringkanku di ranjang, mulutnya kini mengisap puting susukubergantian. Setelah puas mengisap dan mengulum susuku, kemudian dia naikke atasku dan mengarahkan kontolnya di memekku. Dengan lembut diamengusapkan kepala kontolnya di memekku. Memekku kini sudah sangat basahdan menginginkan kontolnya untuk segera dimasukkan ke memekku. PerlahanPram menekan kontolnya ke lubang memekku. Meski memekku sudah basah,Pram agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya. Dengan jariku, kubukabibir memekku lebar-lebar, sampai kemudian seluruh kontolnya masuk dimemekku. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk memekku.

Setelah kira-kira 10 menit Pram mengentotku, tiba tiba aku merasakankalau aku ingin pipis. Aku bilang kalau aku mau pipis dulu, Prammencabut kontolnya dan lalu menuntunku ke kamar mandi. Di kamar mandi,Pram minta aku kencing sambil berdiri, lalu mulutnya kembali menjilatimemekku. Dorongan untuk pipis sudah sangat mendesak dan aku sudah tidaktahan lagi. Dan air kencingku kini menyembur dengan deras. Tapi Prammalah terus menjilati memekku sehingga air kencingku mengenai wajahnyabertubi-tubi. Setelah selesai, Pram menyalakan shower dan mengajakkumandi bareng. Tangannya membalurkan sabun ke seluruh tubuhku, dan ketikagiliranku menyabuninya ketika sampai di bagian kontolnya kukocokkontolnya sampai sambil tertawa dia bilang “sudah nanti aku keburunyampe di luar”. Sambil terus bercanda Pram bilang sini aku sabunibagian dalam memekku. Aku bilang gimana caranya? Lalu dia memintakusedikit menungging, sambil masih berdiri dan kontolnya penuh sabun, dialalu memasukkan kontolnya ke memekku. Dia bilang begini caranyamenyabuni bagian dalam memekmu.

Lantas, dia mengisi bathtub lalu mengajak untuk meneruskan permainancinta kami di bathtub. Pram lalu berbaring dan minta aku memasukkankontolnya dengan posisiku di atas. Aku menggerakkan pantatku naik turunsampai air di bathtub bergelombang karena gerakan kami. Setelah kuranglebih setengah jam Pram lalu memintaku menungging di bathtub danmemasukkan kontolnya dari belakang. Dengan gerakan yang makin lama makincepat aku kemudian mencapai orgasmeku yang kedua yang tak lama kemudianPram pun mencapai ejakulasi. Pram menyemprotkan spermanya yang hangat dimemekku.

Setelah mengeringkan badan, lalu kami berdua pergi ke ranjang dan sambilsaling berpelukan kami tertidur bagaikan sepasang pengantin baru. Ketikaterbangun kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Pram lalukubangunkan karena aku harus pulang. Namun dia bilang dia masih maumenyetubuhiku sekali lagi sebelum pulang. Lalu dengan romantis Pramkembali mencumbuku untuk kemudian memasukkan kontolnya kembali dimemekku. Akhirnya kami berdua mencapai orgasme, aku sengaja tidakmembersihkan memekku karena aku tahu suamiku suka melihat memekku masihbasah oleh sperma laki-laki lain yang baru bersetubuh denganku.

Kami sampai di rumah pukul setengah lima. Dan Pram meninggalkanku dipintu depan. Dia bilang dia akan mengusahakan untuk datang ke kotakusesering mungkin. Ketika aku masuk kudapati suamiku masih lelaptertidur. Perlahan aku naik ke ranjang dan kudekatkan memekku di mukasuamiku. Dari memekku, sperma Pram menetes keluar membasahi wajahsuamiku, suamiku terbangun dan tersenyum melihatku. Lalu tanpa banyakomong dia langsung menjilati memekku yang sangat basah oleh sperma Pram.Setelah bersih, aku lalu memasukkan kontolnya ke memekku. Sambilbercinta, suamiku minta aku menceritakan kejadian tadi malam. Suamikubilang gimana kalau kapan-kapan ajak Pram untuk bermain bertiga. Akubilang nanti aku coba hubungi dia. Akhirnya suamiku pun kembali mencapaiejakulasinya dan menambah sperma di dalam memekku dengan miliknya,tercampur dengan sperma Pram.

Atas permintaan suamiku aku menghubungi Pram melalui telepon,mengundangnya untuk datang ke rumah kami. Awalnya Pram agak segan untukbertemu suamiku, namun aku berusaha meyakinkan bahwa suamiku sudahmengetahui semua yang kita lakukan dan dia malah menyetujuinya.Kutambahkan bahwa dengan demikian maka kesempatan kita untuk bertemusemakin besar karena bisa dilakukan kapan saja jika waktu dan kesempatanmemungkinkan. Akhirnya Pram setuju dan akan meneleponku terlebih dahulusebelum datang.

Selang beberapa minggu kemudian barulah aku menerima telepon dari Prammengabarkan bahwa dia akan datang pada akhir minggu ini, bertepatandengan long weekend (hari libur nasional yang berdempetan dengan hariminggu). Saat itu juga aku langsung menelepon suamiku yang masih dikantor tentang rencana Pram yang akan datang berkunjung. Suamiku lantasmengusulkan bagaimana jika kita sekalian berlibur keluar kota bersama,mumpung long weekend. Aku bilang aku sih setuju saja, asalkan Pram jugasetuju. Suamiku bilang kalau dia akan booking kamar dari sekarang,soalnya kalau tidak, susah dapat hotel di saat long weekend.
Akhirnya, hari Sabtu yang ditunggu tiba. Pram datang sekitar jam 11siang. Saat itu anakku masih di sekolahnya dan baru akan pulang sekitarjam 12-an, sementara suamiku masih di kantor. Aku langsung menyambutPram dengan pelukan kangen dan Pram balas memelukku, lalu lantas menciumbibirku. Namun meskipun hasratku begitu menggebu untuk segera makinglove dengan Pram, aku harus menahan diri karena sebentar lagi anakkusegera datang. Pram lalu kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi untukmembersihkan badannya selepas perjalanan jauh dari kotanya.

Aku sendiri kemudian menyiapkan makan siang untuk Pram dan keluargaku.Sekitar jam 12 anakku sampai di rumah. Aku lalu perkenalkan Pram sebagaiteman ayahnya. Pram cepat akrab dengan anakku. Setengah jam kemudiansuamiku datang dari kantor dan aku langsung mengajaknya ketemu Pram.Sebenarnya suamiku sempat mengenal Pram, itu dulu ketika aku masihpacaran sama Pram aku sebenarnya sudah mengenal suamiku sekarang ini,tapi saat itu hanya sebatas teman. Dan dalam satu kesempatan aku sempatmengenalkan Pram sebagai pacarku kepada suamiku. Tapi saat itu merekahanya saling bertegur sapa dan tidak berkenalan lebih jauh.

Suamiku lantas menyapa Pram, yang kelihatan agak canggung. Namunkemudian aku mengajak mereka untuk bersama makan siang. Di meja makansuamiku aktif memulai pembicaraan, namun umumnya yang dibahas sekitarmasalah bisnis dan politik secara umum. Setelah makan selesai, terlihatkekakuan sudah mulai mencair. Sementara aku membereskan meja makan,mereka berdua lalu melanjutkan obrolan mereka sambil merokok di berandarumah. Kelihatannya mereka berdua sudah mulai akrab, kerena sesekalitawa lepas mereka terdengar. Belakangan aku tahu bahwa merekamembicarakan aku, tentang betapa hot-nya aku di ranjang.
Selepas pukul tujuh malam setelah kami selesai berkemas, kami berempat(termasuk anakku) dengan menggunakan sebuah mobil kijang pergi menuju kesebuah tempat di luar kota, ke hotel yang telah kami book sebelumnya.Sengaja kami memilih waktu agak malam untuk menghindari macet yangbiasanya terjadi di sore hari. Suamiku yang menyetir mobil, dan Pram dikursi depan. Aku dan anakku duduk di jok tengah. Setelah satu jamperjalanan anakku mulai tertidur mungkin karena siangnya dia tidak tidurmaka dengan cepat ia terlelap.

Sementara itu obrolan diantara kami sudah mulai terhenti, mungkin karenakehabisan topik. Suamiku dengan penuh konsentrasi mengemudikankendaraannya, dan Pram menatap lurus ke arah depan. Sementara itu akumulai merasakan memekku gatal, karena menahan hasrat dari siang. Akulalu berinisiatif mengulurkan tanganku ke depan dan memeluk Pram daribelakang. Pram awalnya merasa enggak enak dan melihat ke arah suamiku,seolah minta persetujuan. Suamiku tersenyum dan memberikan isyarat bahwadia setuju. Pram lalu sedikit merebahkan kursinya dan aku lantas menciumbibirnya dari arah belakang. Dengan kepala tersandar aku mulai melumatbibir Pram dan dibalas Pram dengan mengulum lidahku.

Kedua tanganku menelusup ke balik kemeja Pram dan mulai mengusap keduaputingnya. Sementara itu Pram lantas melingkarkan kedua tangannyakebelakang dan meremas pantatku dengan erat. Tak lama tangan Prammenelusup ke balik rok dan mengelus pahaku dengan lembut. Perlahantangannya bergerak semakin ke atas, kurasakan jari-jarinya menyibakkantepian celana dalamku dan mulai menyentuh bibir memekku. Jarinya lalumemainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang memekkuyang sudah basah. Tanpa melepaskan ciuman, Pram terus memainkanjari-jarinya di memekku sampai satu saat aku merasakan kalau orgasmekutak terbendung lagi. Sambil menahan suaraku, aku melumat bibir Pramsekeras mungkin dan mendekapkan kedua pahaku seolah tangannya jangansampai terlepas dari memekku. Dan ketika orgasmeku mulai pudar nafaskusungguh tak beraturan. Ketika aku melirik ke arah suamiku, dia hanyatersenyum.

Beberapa saat kemudian masih dari arah belakang, aku membuka ikatpinggang Pram dan menelesupkan tanganku ke balik celananya. Kurasakankontol Pram yang memang lebih besar dari punya suamiku menegang dengankeras sekali. Lalu dengan sedikit berjongkok dari arah belakang aku lalumendekatkan bibirku ke arah kontol Pram. Aku lantas mulai mengulumkontol Pram. Sementara itu suamiku hanya bisa menyaksikan dari sudutmatanya, karena ia harus mencurahkan konsentrasinya ke jalan. Setelahbeberapa lama mengulum kontolnya dan menggerakannya keluar masukmulutku, Pram berbisik kalau dia udah mau nyampe alias ejakulasi.

Aku lalu mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk bibirku, lalu taklama Pram mulai melenguh dan memuncratkan sperma-nya yang hangat dimulutku. Saking banyaknya, sebagian dari sperma Pram menetes membasahipinggiran bibirku. Aku kemudian menelan sperma Pram. Suamiku tersenyumkepada kami berdua dan hanya bisa bilang wow. Aku lalu mencium bibirsuamiku (dengan sisa-sisa sperma Pram yang masih menempel di bibirku)sambil berbisik aku bilang terima kasih.

Tak lama kami tiba di hotel tujuan kami. Rupanya suamiku memesan duakamar yang dilengkapi connecting door, bersebelahan untuk memudahkanakses dari satu kamar ke yang lainnya. Sementara suamiku membereskanadministrasi hotel aku dengan menggendong anakku yang masih tertidurnaik ke lantai 3 bareng dengan Pram. Lalu aku masuk ke kamarku dan Pramke kamar sebelahnya. Setelah menidurkan anakku di ranjang danmembereskan barang bawaan kami, aku lalu pergi ke kamar mandi dan mulaimengisi bathtub. Kemudian sambil berendam aku memainkan memekku.Meskipun di mobil aku sempat orgasme, rasanya memekku masih inginmerasakan dimasuki kontol.

Tak lama suamiku mengetok pintu kamar dan dengan hanya melilitkanhanduk, aku membuka pintu. Rupanya suamiku sudah tidak tahan menyaksikanadegan yang tadi aku lakukan di mobil dengan Pram. Maka dengan bernafsuia langsung mencium bibirku dan membuka bajunya. Lalu kami pergi kebathtub. Suamiku berbaring di bathtub dan aku langsung menaiki badannya.Baik aku dan suamiku sudah sama-sama terangsang, sehingga tanpapemanasan aku langsung memasukkan kontol suamiku ke memekku. Namun hanyabeberapa goyangan pantatku suamiku langsung memuntahkan spermanya didalam memekku. Aku sendiri merasakan orgasmeku makin jauh. Namun akubisa memahami kondisi suamiku. Suamiku kemudian terkulai lemas dibathtub dan setelah membersihkan memekku aku bilang kalau aku mau kekamar sebelah. Suamiku hanya menggangguk setuju.

Setelah mengeringkan badanku dengan handuk, aku kemudian memakai celanadalam tipis berenda berbentuk kupu-kupu yang memperlihatkan memekkusecara berbayang, setelah itu aku mengenakan baju tidur satinku yangjuga tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhku tanpa bra. Kemudian melaluiconnecting door aku masuk ke kamar Pram. Kulihat Pram dengan hanyamenggenakan celana pendek tanpa baju sedang berbaring di ranjangmenonton televisi. Aku kemudian berdiri di depan televisi, menghalangipandangan Pram ke televisi.

Pram tersenyum dengan mata yang tak berkedip menatap seluruh likutubuhku. Dengan masih dalam posisi berdiri, aku pejamkan mataku danmulai mengusap payudaraku dari luar pakaianku. Lalu tanganku bergerakkeseluruh tubuhku, menelusuri halusnya kain satin yang aku kenakan.Perlahan tanganku mulai menyentuh memekku yang masih terbungkus pakaian.Lalu kemudian kurasakan tangan Pram memeluk tubuhku. Ketika kubukamataku, kulihat Pram sudah duduk dipinggir ranjang dan mulai meremaskedua bongkahan pantatku. Lalu kemudian Pram menyenderkan kepalanya kearah perutku. Perlahan tangannya bergerak ke atas dan membuka dasterku.Akhirnya dasterku terlepas meluncur ke bawah dan aku kini hanyamengenakan celana dalam kupu-kupuku.

Kedua tangan Pram kini meremas kedua payudaraku sementara mulutnyamencium perut dan pusarku. Sungguh sangat membuatku makin terangsang.Lalu Pram mulai mengulum puting payudaraku dan mengisapnya bergantian.Setelah beberapa lama dan memekku sudah terasa sangat basah, Pram lalumenurunkan ciumannya dari payudaraku, perlahan bergerak ke bawah, kearahperutku lalu ke arah selangkanganku dan menjilat bagian pinggir celanadalamku. Masih dalam posisi berdiri aku merasasemakin tidak tahan danmulai meremas rambut Pram dengan gemas. Pram lalu menarik tubuhku,menelentangkanku di atas ranjang. Lalu kemudian perlahan dia membukacelana dalamku dan mulai menjilat klitoris dan memekku.

Kali ini aku tidak menahan suaraku lagi seperti waktu di mobil, dantanparagu-ragu mulai mengeluarkan erangan seiring dengan kenikmatan yangmakin kurasakan. Dan ketika kurasakan orgasmeku hampir mendekat akutarik Pram sambil minta untuk memasukkan kontolnya sekarang juga. LaluPram membuka celananya dan lalu naik ke atas ranjang. Kini kontolnyayang besar sudah tegak mengacung, aku sungguh tak tahan untuk tidakmengulumnya walau sebentar. Setelah itu Pram mulai mengarahkan kontolnyake memekku dan menggesekkan bibir luar memekku, dan dengan satu gerakankeras Pram langsung membenamkan seluruh kontolnya ke dalam memekku.

Karena memekku sudah sangat basah dan baru saja dimasuki kontol suamikumaka seketika kontol Pram langsung masuk. Sungguh suatu kenikmatan yangtak terhingga. Lalu dengan keras dan cepat Pram memompa menggerakkankontolnya keluar masuk memekku. Dalam kenikmatan yang makin memuncak akuterus berkata, ayo Pram gerakin yang cepet, aku udah mau nyampe…Akhirnya orgasmeku tiba dan kulingkarkan kakiku ke pinggang Pram danmenguncinya dengan erat. Pram mengimbanginya dengan membenamkankontolnya sedalam mungkin ke memekku. Lalu aku terkulai lemas dan mulaimenata nafasku.

Pram ternyata belum sampai. Pram lalu mencabut kontolnya dari memekkudan memintaku berbaring telungkup. Aku lalu telungkup sambill memelukbantal di kepalaku. Lalu Pram mencium rambutku, kemudian turun ke arahpunggungku. Lidahnya bergerak menjilati punggungku yang basah olehkeringat. Lalu ketika tiba di kedua bongkahan pantatku, Pram denganlembut menggigit dan mengisap buah pantatku dan meninggalkan bekas merahsetelahnya. Lalu kemudian lidahnya turun ke sela pantatku, dan mulaimenjilat anusku. Sesekali memasukkan ujung lidahnya ke dalam lubanganusku. Lalu kemudian menjilat garis memekku dari arah anus sampaiklitorisku. Demikian berulang naik turun sampai kemudian gairahkumenggebu lagu. Pram lalu memintaku menungging dan perlahan memasukkankontolnya dari belakang.

Terus terang ini adalah gaya favoritku karena gesekan kontol bisa lebihterasa sampai menyentuh mulut rahimku. Biasanya suamiku tidak bisa tahanlama dengan gaya ini. Namun Pram sungguh lain, sebab sudah lebihsetengah jam dia masih kuat menahan ejakulasinya. Sampai akhirnya diabilang kalau dia udah mau sampai. Aku bilang ayo Pram gerakin yangcepet, dan minta supaya ejakulasi di dalam memekku. Aku sendiri tidakkhawatir hamil karena aku ikut KB. Lalu Pram kemudian menggerakkankontolnya makin cepat dan kemudian kurasakan semprotan spermanya yanghangat di memekku. Aku sendiri kemudian mencapai orgasmeku yang keduapada saat yang hampir berbarengan. Setelah itu dengan mendekapku daribelakang dan dalam keadaan telanjang kami berdua tertidur.

Pagi hari antara sadar dan tidak kurasakan sesuatu yang geli di memekku,ketika kulihat ternyata Pram sedang menjilati memekku. Sekilas kulihatjam di meja sudah menunjukkan jam setengah lima pagi. Sambil tersenyumaku kembali memejamkan mataku dan mulai menikmati jilatan lidah Pram dimemekku. Tanganku meremas kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan dimemekku. Lantas Pram bergerak ke atasku, melumat bibirku dan mulaimemasukkan kontolnya kembali. Kali ini kami menikmati persetubuhandengan pelan dan dengan bibir yang terus saling berciuman, suasanaterasa lebih romantis. Justru karena suasana itu baik Pram maupun akutak bisa menahan orgasme terlalu lama, sehingga kemudian Pram kembalimenumpahkan spermanya di dalam memekku.

Setelah itu aku tak mau anakku terbangun dan mendapati ibunya tidur dikamar lain. Jadi aku cepat-cepat memakai dasterku tanpa mengenakancelana dalam aku kembali ke kamarku dan suamiku. Bunyi pintu rupanyamembangunkan suamiku, ketika dia melihatku datang dia memberi isyaratuntuk mendekat kepadanya. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsungmenyibakan dasterku dan memintaku untuk duduk di atas wajahnya yangterlentang di kasur. Lalu kemudian dia mulai menjilati memekku yangmasih basah oleh sperma Pram. Dengan bernafsu dia menjilati cairanmemekku yang telah bercampur dengan sperma Pram yang menetes keluar darimemekku.

Setelah puas suamiku mengajakku ke kamar mandi dan memintaku menunggingdi wastafel. Lalu dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku dan tak lamaikut mengisi memekku dengan spermanya tercampur dengan sperma Pram.Setelah suamiku kembali ke kasur, aku kemudian membersihkan memekku lalumenyusul suamiku di ranjang.

Part Seven

“Jach.., bangun..! Udah makan belon..? Udah jam berapa ini..? Jach.. Jach.. Jach..!” kedengaran suara mami mulai mendekati kamar saya dan langsung masuk ke kamar saya yang biasanyatidak pernah terkunci. “Jach..!” mami duduk di tepian tempat tidur dan langsung mengelus kepala saya, “Yo.. ayo.. bangun Nak Sayang, udah jam 9, kamu mandi gih baru makan..!” “Ah.. malas Mam, mau tiduran dulu. Entar aja satu jam lagi ya..!” “Udah Mami tungguin.., entar kamu bohong lantas tidur satu harian.” Kemudian saya sedikit menggeser posisi tidur saya supaya mami bisa ikut tiduran. Sambil tiduran mami mencari-cari majalah yang mau dibacanya. Saya kelupaan kalau disitu ada Novel yang ceritanya agak hot, dapat dibilang hanya sekitar seks saja ceritanya.

Ya.., terlanjur sudah keambil oleh mami. Saya biarkan saja dia membacanya, dan entah kenapa ada perasaan yang lain setelah mami masuk ke dalam kamar saya, seakan-akan gairah seks saya mulai menjalar menyelimuti tubuh. Bagaimana ini, repot jadinya, karena kebiasaan saya tidur hanya menggunakan piyama untuk tidur dan memakai selimut. AC di ruangan kamar saya mengigilkan badan, dan inilah penyakit saya, kalau situasi dalam keadaan dingin nafsu langsung naik dan meledak-ledak. Posisi tidur saya waktu itu persis di samping mami dan bersenggolan dengan pahanya. Saya perhatikan mami makin serius membaca novel dan maklum tidak pernah membaca buku yang begituan. Dengan sedikit menggoda saya bertanya, “Bapa kemana Mam..?” “Kamu macam tak tau aja, kan udah berangkat ke Kisaran, biasa ngantar Ikan. Paling-paling besok udah pulang.”

“Awas Mam, nanti tidak ada pelampiasannya, Papa kan tidak ada di rumah.” “Enggak, Mama cuman pengen tau aja apa isinya, kok orang-orang pada senang membacanya.” jelasnya. Sedikit posisi saya agak memeluk mami, maklum hal ini sering saya lakukan karena saya anak Mami dan dimanja, jadi hal ini tidak janggal lagi bagi saya dan mami. Terus entah kenapa, penis saya tepat menempel di samping kemaluannya, dimana mami saya posisinya agak miring menghadap saya. Dengan cuek saya ikutan membaca novel yang dibacanya. Posisi mami membaca telentang, dan agak miring menghadap saya. Dengan sedikit menggoyang-goyangkan paha, terjadilah pergesekan antara paha saya dengan paha mami, dan hal ini tidak pernah kami lakukan. Sesuatu yang janggal saya rasakan, dimana kalau saya bermanja-manja selalu dalam keadaan memakai celana pendek, tapi dalam keadaan saya sekarang hanya menggunakan piyama tanpa memakai apa-apa, dan perasaan ini tidak pernah saya rasakan sebelumnya.

Mungkin ada setan yang melanda diri saya, batang kemaluan saya pun mulai membesar, dan mungkin mami merasakan itu, tapi dia tidak menghiraukannya, masih taraf wajar pikirnya. Sekilas saya melihat ke paha mami, dasternya tersikap, dan tetap mami tidak menghiraukannya. Dia masih menganggap saya anak kecil yang seperti dulu. Tidak sadarkah dia bahwa saya sudah 16 tahun, dan saya sedang mengalami masa pubertas pertama. Sekarang keadaan semakin tidak karuan, dan timbul dalam pikiran saya untuk melanjutkan lebih jauh lagi dengan sedikit menggeser dasternya memakai paha saya. Dan alangkah terkejutnya saya bahwa mami tidak mengenakan celana dalam. Terlihat gundul di bagian bukit kemaluannya. Ternyata mami sangat rajin mencukur bulu kemaluannya, maklum dia sangat pembersih. Dengan pura-pura tidak tahu, saya menggeser lagi piyama yang saya pakai.

Tersingkap dan terbebaslah penis saya. Dengan sedikit berpura-pura lagi, saya mengambil bantal yang ada di seberang mami, dan secara otomatis batang kemaluan saya menempel persis di samping vaginanya. Setelah saya mengambil bantal saya tidak kembali lagi dengan posisi pertama, dan pura-pura bertanya. “Serius kali Ma bacanya..!” “Iya.., ini ceritanya lagi seru dan menarik.” katanya seakan tidak ada larangan darinya ketika saya sudah mulai jauh bertindak. Dengan sedikit gerakan, saya menggesek-gesekkan penis saya. Meskipun batang kemaluan saya sudah langsung menempel persis di pinggir vaginanya, mami tidak merasakannya atau berpura-pura. Itulah yang berkecamuk dalam pikiran saya.

“Ah, bodoh amat..!” pikir saya waktu itu. Dengan telaten saya terus menggesekkan, dan ternyata mami tahu kalau saya agak susah atau memang mami mau memiringkan badannya. Dengan posisi tadi mungkin mami pegal, kemudian mami meletakkan novel di bantal, dan otomatis dia semakin miring posisinya. Mami tidak berkata apa-apa sewaktu dia memiring sedikit lagi yang bertepatan dengan penis saya yang sudah tegang dari tadi seperti sebuah batang kayu.
Sepertinya mami maunya tidak disengaja, atau mami juga menikmatinya. Sekarang tepatlah sudah batang kemaluan saya di belahan vaginanya dengan posisi saya masih memeluk bantal yang membatasi saya dengan buah dadanya. Saya sangsi kalau mami tidak mengetahui apa yang telah terjadi, tetapi tidak ada tanda-tanda mami melarang perbuatan saya. Sedikit demi sedikit saya menggesek-gesek terus batang kemaluan saya, dan terkuaklah bibir vaginanya. Terasa agak berlendir dan licin vaginanya, dan saya yakin mami pasti menikmati, tapi anehnya mami masih tetap serius membaca novel.

Tidak saya hiraukan mami lagi sedang apa. Kemudian dengan sabar saya menggesek-gesekkannya lagi, dan terasa kepala penis saya mulai menerobos bibir vaginanya. Itu semua saya lakukan tanpa berbicara, dan seperti terjadi begitu saja, mungkin mami malu melakukan secara blak-blakan. Dengan sedikit usaha saya memajukan pantat dan semakin nikmat rasanya, tapi kok agak susah ya masuknya, dimana ukuran kemaluan saya 18 cm panjangnya dengan diameter 3 cm. Tapi dengan dibantu cairan yang mulai keluar dari vagina mami menolong batang kemaluan saya masuk ke dalam dengan sedikit agak menggeser bantal yang saya peluk. Setelah agak tersentak pantat saya, “Bless..!” masuk semua batang kemaluan saya dan mendiamkan sebentar untuk melihat reaksi mami. Eh ternyata mami masih tetap membaca novel yang ada di tangannya.

Dengan sedikit menarik pantat, anda dapat bayangkan posisi saya dengan gaya miring semakin membuat kami erat terhubung. Tetapi saya belum berani memeluk mami, terpaksa bantal lah yang menjadi pegangan saya. Terasa batang kemaluan saya dipijat-pijat, nikmatnya tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Semakin lama penis saya semakin mudah saya maju-mundurkan. Badan mami tertahan dengan papan tempat tidur, jadi kami tetap dengan posisi semula. Terasa sudah lama saya menggesek-gesek dan memaju- mundurkan batang kemaluan saya di dalam vagina yang dulunya adalah tempat saya lahir. Sudah 10 menit saya melakukannya, semakin licin vaginanya. Tercium bau vagina yang menggairahkan, dan mulai terasa ngilu di kepala penis saya, seperti mau meledak. Setelah sekali goyangan terakhir dan memasukkan dalam-dalam, badanku terasa seperti kesetrum listrik yang bertegangan tinggi.

“Coot.. crott.. croott..!” Saya peluk bantal kuat-kuat dan tetap membenamkan batang kemaluan saya di dalam vaginanya, dan saya melihat wajah mami agak berkerut menahan nikmatnya. Terasa batang kemaluan saya seakan-akan dipijat dengan kuat, dan terasa ada yang menyiram dari dalam vaginanya. Anehnya batang kemaluan saya tidak langsung lemas, tetapi tetap tegang. Dengan sedikit waktu untuk istirahat, saya mendiamkan batang kemaluan saya di dalam vagina mami selama 5 menit. Setelah rasa ngilunya hilang, baru penis saya mengecil dan saya cabut dari vaginanya. Saya melihat ke arah vaginanya, terlihat keluar sedikit air mani saya dan meleleh di bibir vaginanya. Akhirnya mami bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar sambil berkata, “Jach udah tidur-tidurannya, udah jam 10 ini.., tadi janjimu kamu mau bangun jam 10, cepatan mandi dan Mama mau mandi juga, mau nyiapin makanmu..!” “Bret..!” pintu kamar tertutup setelah itu. Saya juga bangkit dari tempat tidur dan langsung mandi. Selasai mandi saya memakai celana pendek dan langsung menuju meja makan. Saya mendapati mami sudah duduk menunggu saya untuk makan. Sewaktu makan seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara kami. Setelah kejadian pagi itu terjadi, tidak ada perubahan antara hubungan saya dengan mami. Seperti biasanya, ayah saya telah kembali malam hari, tepatnya pukul 11 malam dan langsung tidur.

Memang hal ini sudah merupakan kebiasaannya, tidak pernah punya waktu untuk keluarga, padahal situasi seperti inilah yang saya inginkan, dimana dapat berbincang- bincang dengan ayah atau semua keluarga. Memang dalam berbisnis ayah saya terbilang oran nomor satu di lingkungan saya. Pagi itu cuacanya sedikit agak cerah dan matahari masuk ke dalam kamar saya karena kamar saya posisinya paling depan, sedangkan kamar mami berada di tengah rumah, dan memiliki kamar membelakangi terbitnya matahari. Terasa silau dengan sinar matahari membuat saya terbangun. Saya pun keluar dari kamar masih dengan menggunakan piyama biasa, tidak mengenakan apa-apa di baliknya. Terus saya lihat seisi rumah, ternyata masih sepi. Saya lihat jam sudah menunjukkan jam 8 siang. Kebetulan bulan ini adalah hari lmamir panjang untuk naik kelas, pada waktu itu saya mau naik ke kelas 3 SMU. Maksud hati sih masih mau tidur, tapi di kamar saya silau dengan sinar matahari. Gimana ya, mami belum kelihatan, berarti belum bangun.

Terus saya berusaha melangkah ke dapur, ternyata juga belum saya jumpai, berarti benar mami masih tidur di dalam kamarnya. Saya mengarah ke kamar utama, ke kamar ayah dan mami yang lumayan besar. Saya langsung saja mencoba membuka pintu dengan menekan gagang pintu, eh pintunya tidak terkunci. Pelan-pelan saya buka pintu. Benar, terlihat mami masih tertidur pulas, dan saya langsung masuk. Saya menutup pintu kamar, takut nanti kelihatan pembantu, kan bisa berabe. Kemudian saya mendekati tempat tidur mami, sekilas saya melihat sekeliling kamar tertata rapi, mami memang terkenal suka bersih-bersih. Dengan sedikit lembut saya menghempaskan pantat saya ke tepian tempat tidur, dan sebentar saya perhatikan mami yang sedang tidur nyenyak.

Dengan sedikit agak manja saya mencoba membangunkannya. “Mami.. Mami.., bangun dong..! Udah jam 8 pagi nih..!” “Ah.., entar aja Jach.., Mami lagi ngantuk nih..!” Mendengar jawabannya, saya jadi ikut tiduran di tempat tidurnya. Dengan sedikit iseng saya mulai kenekatan saya. Pelan-pelan tetapi pasti, saya sikapkan daster mami dengan tangan. Oh.. oh.., dia tidak memakai CD lagi, terlihat bersih vagina mami. Batang kemaluan saya berdiri tegak dan langsung menyembul dari dalam piyama. Lima menit saya memandangi kemaluan mami sambil mengelus-elus penis yang sudah mulai tinggi tegangannya. Kemudian saya mulai memeluk mami dengan posisi mami miring membelakangi saya. Sewaktu saya memeluk tubuhnya, dengan sedikit tenaga saya menarik tubuh mami, dan ternyata mami tidak melawan dan mengikuti kemauan saya.

Sekarang mami menghadap saya sama seperti kemarin, hanya kemarin mami dalam keadaan terbangun, membaca novel dan saya tidak memeluk tubuhnya, tetapi sekarang saya memeluk tubuhnya. Posisi dasternya agak tersikap lebih ke atas. Saya mencoba mencari pengaitnya tapi tidak ketemu juga, ya sudah tidak usah terbuka semuanya, nanti takut mami marah pikir saya. Dengan posisi memeluk tubuhnya yang susu kenyalnya mengenai dadaku, saya tidak berani membuka dasternya, apalagi takut kedinginan gara-gara AC di kamar mami. Sekarang nafsu saya sudah tidak tertahankan lagi, langsung saya arahkan batang kemaluan saya ke bibir vaginanya, dan ternyata liangnya masih kering dan sedikit agak susah masuknya. Terpaksa saya hanya menggesek-gesek saja bibir kemaluannya.

Terlihat oleh saya vaginanya mulai mengembang dan mengeluarkan cairan, langsung saja saya memasukkan penis saya. Sewaktu saya mendorong, terpleset. Setelah dengan susah payah menggesek-gesek, terlihat bibir vaginanya mulai mengeluarkan cairan sebagai pelumas. Mulai terasa seakan-akan batang kemaluan saya mau ditelan habis oleh vaginanya, dimana bibir vagina mami mulai kembang kempis. “Ah.. ahk..!” geli sekali rasanya. Ingin rasanya saya memasukkan cepat-cepat, tapi takut terpeleset lagi nanti. Memang agak kesulitan saya memasukkan penis saya. Disaat saya mulai berusaha memasukkan lebih dalam lagi, mami juga rupanya menikmati. Dengan pura-pura tidur dia sedikit merenggangkan pahanya dan memudahkan penis saya masuk lebih dalam lagi. Dengan sekali dorong, “Bless..!” masuk seluruhnya ke dalam liang senggamanya.

Saya diamkan agak lama dengan maksud mau melihat bagaimana reaksi mami. Saya sengaja tidak mau menggoyangkan pantat saya, dan ternyata terasa tanggung bagi mami. Kemudian dengan sedikit gerakan, mami memaju-mundurkan pantatnya. Melihat reaksinya, saya juga langsung memulai bergoyang dengan sedikit kelembutan. Secara tidak langsung saya memeluk mami, dan mami masih tetap menjaga sikap dengan tidak mau blak-blakan melakukannya. Tidak perduli saya dorong badannya dengan posisi saya menindihnya, sedang batang kemaluan saya mulai terasa mengalami tegangan tinggi. Dengan posisi saya di atas mami yang dengan sikap merenggangkan kakinya lebar-lebar semakin cepat saya memompa, dan sekali-kali mami mengikuti irama dengan mengangkat pantatnya. Ada sekitar 20 menit saya melakukannya dan mulai terasa geli di ujung penis saya, dan “Cret.. cret.. cret..!” saya tumpahkan semuanya ke dalam kandungan mami dimana saya juga pernah dikandungnya. Saya diamkan selama kurang lebih 5 menit.

Karena takut mami merasa berat dengan badan saya, saya tetap memeluknya dengan posisi miring sekarang, dan batang keamluan saya masih tetap menancap di dalam vaginanya. Setelap 10 menit terasa penis saya masih tegang. Kembali dengan sikap yang sama kulakukan lagi sampai 3 kali hari itu. Setelah selesai saya tertidur, dan sewaktu saya bangun mami tidak ada lagi. Ketika saya cari-cari, dia sedang masak di dapur dan menegur saya. “Udah mandi belon Jach..? Mandi gih..!” katany seakan-akan tidak ada yang terjadi. Memang mami sangat menikmatinya, begitulah kami melakukan hampir setiap hari dengan tetap mami menjaga sikap tidak mau melakukan secara terbuka

Part Six

Pagi itu aku pulang sekolah lebih awal, karena memang minggu ini kami menjalani ujian semester 2 untuk kenaikan kelas 3 SMU. Sesampai dirumah nampak sebuah mobil sedan putih parkir didepan rumah. Siapa ya ? dalam hatiku bertanya.Padahal mama hari ini jadwalnya tennis. Untuk menghilangkan penasaranku segera kumasuki rumah. Ternyata di ruang tamu ada mama yang sedang berbincang dengan tamunya. Mama masih menggunakan pakaian olah raganya, sedangkan tamu itu masih berpakaian kerja dan berdasi.“Sudah pulang sekolahnya ya sayang” Tanya mama padaku.“Oh iya, ini perkenalkan om Ari relasi bisnis papamu, kebetulan pulang tennis tadi ketemu, jadi mama diantar pulang sekalian”. Kami saling berjabat tangan untuk berkenalan. Mereka kutinggalkan masuk kekamarku untuk berganti baju seragam sekolah.

Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku perempuan melanjutkan sekolah SMU-nya di kota “M” dan tingalnya indekost disana. Alasannya karena mutu sekolahnya lebih baik dari yang ada dikotaku ( padahal daripada tidak naik kelas dan jadi satu kelas denganku ). Jadi tinggal aku sendirian yg menemani mamaku, karena papa sering pergi ke luar kota untuk melakukan kegiatan bisnisnya.“Indra, tolong kesini sebentar sayang.” tiba-tiba terdengar suara mama memanggilku. “Ya ma !” aku segera beranjak untuk menemui mama di ruang tamu.“Om Ari mau minta tolong di belikan rokok ke warung sayang” pinta mama. Aku segera mengambil uang dan beranjak pergi ke warung untuk beli rokok. Sepulangnya dari warung tidak kutemui mama maupun om Ari di ruang tamu, padahal mobil om Ari masih parkir di depan rumah. Rokok kuletakkan di meja tamu lalu kutinggalkan kembali ke kamarku.

Melewati kamar mama nampak pintu sedikit terbuka. Dengan rasa penasaran kuintip melalui celah pintu yang terbuka tadi. Didalam kamar nampak pemandangan yang membuat jantungku berdegup kencang dan membuatku sering menelan ludah. Nampak mama yang telanjang bulat tidur di atas ranjang dengan om ari menindih dan mengulum payudara mama tanpa menggunakan celana lagi. Dengan gerakan teratur naik turun menyetubuhi mamaku. Sambil mengerang dan meggeleng ke kiri dan kekanan, nampak mamaku menikmati puncak dari birahinya. Tak lama kemudian nampak om Ari mengejang dan rubuh diatas pelukan mama. Mungkin sudah mengalami orgasme. Tanpa sengaja dengan wajah kelelahan mama melihat kearah pintu tempat aku mengintip dan mebiarkan aku berlalu untuk kembali ke kamarku.
Sesampainya di dalam kamar pikiranku berkecamuk membayangkan pemandangan yang baru kulihat tadi. Takterasa tanganku melakukan aktifitas di penisku hingga mengeluarkan cairan yang membuatku merasakan kenikmatan sampai aku tertidur dengan pulas.

Malam harinya aku belajar untuk persiapan ujian besok pagi. Tiba tiba pintu kamar terbuka.“Sedang belajar ya sayang” nampak mama masuk kekamarku menggunakan daster tidur.“Iya ma, untuk persiapan ujian besok pagi” mamaku duduk di ranjangku yang letaknya dibelakang meja belajarku.“Kamu marah sama mama ya ?” tiba tiba mama memecahkan keheningan.“Kenapa harus marah ma ?” tanyaku heran.“Karena kamu sudah melihat apa yang mama lakukan dengan om ari siang tadi”.“Enggak ma, memangnya om Ari telah menyakiti mama ?” aku balik bertanya.“Enggak, malah om Ari telah memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan dari papamu. Papamu kan sering keluar kota, bahkan mama dengar papamu punya istri muda lagi.”“Kenapa mama diam saja ?” tayaku.

“Yang penting bagi mama segala keperluan kita terpenuhi, mama tidak akan mempermasalahkan itu.”“Kamu mau membantu mama sayang ?” tiba tiba mama memelukku dari belakang. Dapat kurasakan payudaranya yang ukurannya sedang menempel di punggungku.“Menolong apa ma ?” jawabku dengan suara bergetar dan sesekali menelan ludah.“Memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan dari papamu.”“Tapi, aku kan anakmu?”“Kamu kan laki-laki juga, jadi kalau kita sedang melakukannya jangan berpikir kalau kita ini adalah ibu dan anak.” sambil berkata begitu tiba tiba mamaku sudah memegang batang penisku yang sudah menegang dari tadi.“Wow, ternyata punyamu besar juga ya” goda mamaku, aku jadi tersipu malu.

Tiba tiba mamaku mengeluarkan penisku dari celana pendek yang kupakai, kepalanya mendekati penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Sambil mengocok ngocok dan memainkan lidahnya di ujung penisku. Kurasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan, tiba tiba “crot…crot. .” keluar cairan kenikmatan yang langsung ditampung mulut mama.
“Yah, sudah keluar deh, padahal mama belum kebagian” kata mamaku sambil menelan cairan sperma yang ada dalam mulutnya. Aku jadi malu sendiri, maklum yang pertama kali kulakukan.“Pindah ke ranjang yuk” ajak mamaku sambil berdiri menuju ranjangku. Aku ngikut aja bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Mamaku tidur terlentang diatas ranjang masih menggunakan dasternya. Ketika kakinya diangkat agak ditekuk tampak mem*k mamaku yang dikelilingi bulu halus itu terbuka. Ternyata mamaku tidak memakai celana dalam dibalik dasternya.

Membuat dadaku jadi berdebar debar melihat pemandangan yang indah itu.“Ayo kesini!” kata mamaku sambil menarik turun celana kolor yang aku pakai. Dasar si kecilku nggak bisa melihat barang aneh, langsung terbangun lagi.“Nah, itu sudah bangun lagi.” seru mamaku. Kudekati bagian pangkal paha mamaku, tercium olehku aroma yang keluar dari mem*k mamaku yang membuaku makin terangsang. Sambil perlahan kusibak belahan lobang kenikmatan yang didalamnya berwarna merah jambu itu. Kujilat cairan yang keluar dari dalamnya, nikmat rasanya.

“Teruskan indra, jilati bagian itu” lenguh mamaku yang merasakan kenikmatan. Kujilat dan terus kuhisap cairan yang keluar sampai tak bersisa. Setelah sekian lama bermain didaerah vagina mamaku, kuangkat kepalaku dari jepitan paha mamaku. Kulihat mamaku sudah tergolek tanpa selembar benangpun yang menutupi tubuhnya. Mungkin waktu asyik bermain dibawah tadi, mamaku mulepaskan daster yang dikenakannya. Kubuka kaos yang sedang kupakai, sehingga kami sama-sama dalam keadaan telanjang bulat. Kudekati tubuh mamaku sambil perlahan lahan kutindih sambil menghujani ciuman ke bibir mamaku. Kami berciuman sambil memainkan payudara mamaku, kuremas remas dan kupuntir puting payudara yang dulu menjadi sumber makananku pada waktu masih bayi. Tangan mamaku sudah memegang batang penisku dan dibimbingnya kearah lobang kenikmatannya yang sudah basah.“Tekan sayang…” pinta mamaku. Dengan ragu-ragu kutekan penisku dan bless menancap masuk ke lobang vagina mamaku yang sudah licin.

Oh..nikmatnya, sambil kutarik keluar masuk kedalam lobang kenikmatan itu. Desahan napas mamaku semakin membuat aku terpacu untuk mempercepat irama pemompaan batang penisku kedalam lobang kenikmatan mamaku. Tak lama kemudian…“Oh, aku sudah sampai sayang, kamu benar benar hebat”.

Terasa lobang kenikmatan mamaku bertambah basah oleh cairan yang keluar dari dalam dan menimbulkan bunyi yang khas seirama keluar masuknya batang penisku. Tiba-tiba mama mencabut batang penisku, padahal sedang keras-kerasnya.“Sebentar ya sayang, biar ku lap dulu lobangya, sambil kita rubah posisi.”

Disuruhya aku telentang dengan batang penis yang tegak hampir menyentuh pusarku. Mamaku jongkok tepat diatas batang penisku. Sambil membimbing batang penisku memasuki lobang kenikmatan yang sudah mongering karena di lap dengan ujung kain daster, ditekannya pantat mamaku hingga bless, kembali si kecilku memasuki goa kenikmatan mamaku, meskipun agak seret tapi rasanya lebih enak, sambil perlahan lahan diangkatnya naik turun pantat mamaku, yang membuat aku jadi tambah merem melek. Lama kelamaan jadi tambah licin dan membuat semakin lancarnya batang penisku untuk keluar masuk. Semakin cepat irama naik turunya pantat mamaku, tiba tiba tanganya mencengkeram kuat dadaku dan…

“Aku sudah sampai lagi sayang” desah mamaku. Tubuhnya melemah dan menghentikan irama naik turun pantatnya. Tubuhnya mengelosor telentang disampingku, dan membiarkan batang penisku masih tegak berdiri. ” Aku sudah tidak sanggup lagi sayang, terseah mau kamu apain saja ” kata mamaku pelan. Aku hadapkan mamaku kekiri, sambil kuangkat kaki kanannya hingga nampak tonjolan lobang vaginanya mulai terbuka. Kumasukkan batang penisku lewat belakang sambil perlahan lahan ku pompa keluar masuk kedalamnya. Irama pemompaanku makin lama makin kupercepat sampai akhirnya tubuhku mengejang hendak mengeluarkan peluru cairan dari lobang penisku, dan crot…crot…crot muntahlah lahar dari lobang penisku. Bersamaan dengan itu mamaku mengerang lemah ” Oh sayang, aku keluar lagi “. Batang peniskupun melemah, dan keluar dengan sendirinya dari lobang petualangan. Kamipun tertidur pulas dalam keadan telanjang bulat sambil berpelukan ( kaya telletubis aja ).

Pagi harinya aku terbangun dengan keadaan segar, mamaku sudah tidak ada disampingku. Ku ambil handuk dan kulilitkan menutupi kemaluanku menuju ke kamar mandi. Di ruang makan aku berpapasan dengan mama yang sudah segar bugar habis mandi. Kudekati mamaku dan kucium pipinya dengan mesra, aroma sabun mandi tercium dari tubuh mamaku. ” Semalam kamu hebat sayang, untuk itu mama siapkan telor setengah matang dan susu hangat untuk memulihkan lagi staminamu ” bisik mamaku lembut. Sambil duduk dengan hanya dililit oleh handuk kuminum susu hangat dan kumakan dua butir telur setengah matang dengan kububuhi merica bubuk dan garam. Mamaku mendampingiku berdiri disampingku, karena tercium aroma segar sabun mandi membuat birahiku jadi naik.

Perlahan lahan batang penisku berdiri menyibak lilitan handuk yang menutupinya. Mamaku terseyum melihat kejadian itu, sambil dipegangnya batang penisku berbisik ” Nanti siang aja sepulang kamu dari sekolah kita lakukan lagi “. Dengan kecewa aku beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap siap ujian semester di hari terakhir. Tak sabar rasanya untuk segera menyelesaikan ujian hari ini, agar bisa berpetualang penuh kenikmatan

Part Five

Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Bandung. Di sana aku tinggal di rumah pamanku. Paman dan bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku.
Pamanku ini adalah adik ibuku paling kecil, saat itu dia baru berumur 35 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur, yang bertugas sebagai tukang kebun.

Bibiku baru berumur 31 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155 cm. Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang. Pinggangnya sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan pantatnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.

Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu adalah janda berumur 27 tahun bernama Trisni dan yang satu lagi lebih muda, baru berumur 18 tahun bernama Erni. Si Erni ini, biarpun masih berumur begitu muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya.
Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidur-tiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, “Den Eric.., apa sudah bangun..?” terdengar suara Trisni.“Yaa.. ada apa..?” jawabku.“Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..!” katanya lagi.“Oh.. yaa. Bawa masuk saja..!” jawabku lagi.

Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Trisni masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi panas dan pisang goreng. Ketika dia sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di meja di samping tempat tidurku, badannya agak merapat di pinggir tempat tidur dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pantatnya yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang dipakainya. Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.

Trisni terkejut dan dengan segera menghindar sambil berkata, “Iihh.., ternyata Den Eric jail juga yaa..!”Melihat wajah Trisni yang masem-masem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.“Aahh.. jangaann Deenn, nanti terlihat sama si Erni, kan malu atuu..!”Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya.

Dengan segera kusedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya. Dengan cepat terdengar suara dengusan keluar dari mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku. Dadanya yang montok itu bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat. Tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar itu disertai ramasan-ramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Trisni juga. Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.

Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera melepaskannya, Trisni juga segera membereskan rambut dan bajunya yang agak acak-acakan akibat seranganku tadi.Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, “Tuhkan.., apa yang Trisni katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!”Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, “Triis, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?”“Entar nanti ajalah..!” katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.

Malamnya sekitar jam 21.00, setelah semua tidur, Trisni datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BH-nya.“Eeh, apa semua sudah tidur..?” tanyaku.“Sudah Den..!” jawabnya.Untuk lebih membuat suasana makin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.
Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin ‘hot’ saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat. Si pria Negro dengan tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah tegang itu, benar-benar dasyat, panjang, besar, hitam mengkilat kecoklat-coklatan, sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang atau orang Cina, dengan badannya kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benar-benar sangat kontras dengan pria Negro tersebut.

Dengan sigap si Negro terlihat mengangkat cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat dari samping penisnya yang panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir kemaluan cewe yang putih kemerah-merahan. Secara perlahan-lahan mulai ditekan masuk, dari mulut cewe tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya menggelepar-gelepar, serta kedua bolah matanya terputar-putar sehingga lebih banyak kelihatan putihnya. Sementara penis hitam si Negro terlihat makin terbenam ke dalam kemaluan cewenya, benar-benar suatu adegan yang sangat merangsang. Selang sejenak terlihat pantat si Negro mulai memompa, makin lama makin cepat, sementara cewe itu menggeliat-geliat sambil setengah menjerit-jerit.

“Aduuh.., Den. Kasian tu cewe, Negronya kok sadis benar yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..!” guman Trisni setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan wajahnya tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengal-sengal.“Wah.., Tris kan yang gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si Negro itu mengaduk-aduk itunya Trisni. Bagaimana rasanya..?” sahutku.“Iih.., Aden jorok aahh..!” sahut Trisni disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV.

Melihat keadaan Trisni itu, dengan diam-diam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan CD, sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil mengangguk-anguk dengan bebas. Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya.

Kemudian penisku itu kudekatkan ke wajahnya, karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas sofa, sedangkan Trisni duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa tempat kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya. Segera kupegang kepala Trisni dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Trisni agak merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada kemaluanku, dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya. Akan tetapi dia hanya mau menciuminya saja, lidahnya bermain-main di kepala dan di sekitar batang penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli banget rasanya.

Akhirnya kelihatan dia mulai meningkatkan permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelan-pelan. Ketika sedang asyik-asyiknya aku merasakan hisapan Trisni itu, tiba-tiba si Erni pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi terhenti dengan mendadak.
“Ehh.., Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..!” ancamku.“Ii.. ii.. iyaa.. Deen..!” jawabnya terbata-bata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.“Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..!” sahutkku.Dengan diam-diam dia segera duduk di lantai sambil matanya tertuju ke layar TV.

Aku kemudian melanjutkan aktivitasku terhadap Trisni, dengan melucuti semua baju Trisni. Trisni terlihat agak kikuk juga terhadap Erni, akan tetapi melihat Erni yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu.

Setelah bajunya kulepaskan sampai dia telanjang bulat, kutarik badannya ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, hanya bagian pantatnya ke atas yang tergeletak di sofa. Sambil membuka bajuku, kedua kakinya segera kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua pahanya. Kedua tanganku kuletakkan di atas pinggulnya dan jari-jari jempolku menekan pada bibir kemaluannya, sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka dan aku mulai menjilati permukaan kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.“Deen.., oh Deen..! Uuenaak..!” rintihnya tanpa sadar.

Sambil terus menjilati kemaluannya Trisni, aku melirik si Erni, tapi dia pura-pura tidak melihat apa yang kami lakukan, akan tetapi dadanya terlihat naik turun dan wajahnya terlihat memerah. Tidak berselang lama kemudian badannya Trisni bergetar dengan hebat dan pantatnya terangkat ke atas dan dari mulutnya terdengar desahan panjang. Rupanya dia telah mengalami orgasme. Setelah itu badannya terkulai lemas di atas sofa, dengan kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, matanya terpejam dan dari wajahnya terpancar suatu kepuasan, pada dahinya terlihat bitik-bintik keringat.

Aku lalu berjongkok di antara kedua pahanya yang masih terkangkang itu dan kedua jari jempol dan telunjuk tangan kiriku kuletakkan pada bibir kemaluannya dan kutekan supaya agak membuka, sedang tangan kananku kupegang batang penisku yang telah sangat tegang itu yang berukuran 19 cm, sambil kugesek-gesek kepala penisku ke bibir vagina Trisni. Akhirnya kutempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Trisni, yang telah terbuka oleh kedua jari tangan kiriku dan kutekan penisku pelan-pelan. Bles..! mulai kepalanya menghilang pelan-pelan ke dalam vagina Trisni diikuti patang penisku, centi demi centi menerobos ke dalam liang vaginanya.

Sampai akhirnya amblas semua batang penisku, sementara Trisni mengerang-erang keenakan.“Aduhh.. eennaak.., ennkk Deen. Eenak..!”Aku menggerakan pinggulku maju mundur pelan-pelan, sehingga penisku keluar masuk ke dalam vagina Trisni. Terasa masih sempit liang vagina Trisni, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan diurut-urut di dalamnya. Amat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku sampai ke ujung rambutku.

Aku melirik ke arah Erni, yang sekarang secara terang-terangan telah memandang langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu.“Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..!” kataku pada Erni.Lalu dengan masih malu-malu Erni menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Trisni kusuruh menungging, telungkup di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa. Aku berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Erni.
Kuelus-elus dadanya yang masih terbungkus dengan baju, kuusap-usap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya, ternyata bagian bawah CD-nya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia meloloskan blouse dan BH-nya. Setelah itu aku menghisap putingnya berganti-ganti, dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di dalam vagina Trisni tersiram oleh cairan hangat dan badan Trisni terlonjak-lonjak, sedangkan pantatnya bergetar. Oohhh.., rupanya Trisni mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Trisni pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa.

Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina si Erni yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Erni lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Trisni. Mungkin karena Erni masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku.

Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Erni itu dapat mengempot-empot, penisku seperti diremas-remas dan dihisap-hisap rasanya.“Uh enak banget memekmu Errr. Kamu apain itu memekmu heh..?” kataku dan si Erni hanya senyum-senyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat.“Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..!” dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks.“Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..!” rintihnya terputus-putus sambil badannya mengejang-ngejang.

Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam lubang vagina Erni sambil merasakan ramasan dan empotan vagina Erni yang lain dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Erni, Trisni langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap ujungnya. Kemudian gantian Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depanku dan bergantian menghisap-hisap dan mengocok-ngocok penisku.

Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyut-denyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar.“Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..!” mulutku mengguman, sementara tangan Erni terus mengocok dengan cepat batang penisku.Dan beberapa detik kemudian, “Crot.. croot.. croot.. crot..!” air maniku memancar dengan kencang yang segera ditampung oleh mulut Erni dan Trisni.Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni dan Trisni. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa.

Selama sebulan lebih aku bergantian mengerjai keduanya, kadang-kadang barengan juga.Pada suatu hari paman memanggilku, “Ric Paman mau ke Singapore ada keperluan kurang lebih dua minggu, kamu jaga rumah yaaa..! Nemenin Bibi kamu ya..!” kata pamanku.“Iya deeh. Aku nggak akan dolan-dolan..!” jawabku.Dalam hatiku, “Kesempatan datang niihh..!”Bibi tersenyum manis padaku, kelihatan senyumnya itu sangat polos.“Hhmm.., tak tau dia bahaya sedang mengincarnya..” gumanku dalam hati.Niatku ingin merasakan tubuh bibi sebentar lagi pasti akan kesampaian.“Sekarang nih pasti akan dapat kunikmati tubuh Bibi yang bahenol..!” pikirku dalam hati.

Setelah keberangkatan paman, malam harinya selesai makan malam dengan bibi, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah.Bibi menghampiriku sambil berkata, “Ric, badan Bibi agak cape hari ini, Bibi mau tidur duluan yaa..!” sambil berjalan masuk ke kamarnya.Tadinya aku mau melampiaskan niat malam ini, tapi karena badan bibi kelihatan agak tidak fit, maka kubatalkan niatku itu. Kasihan juga ngerjain bibi dalam keadaan kurang fit dan lagian rasanya kurang seru kalau nanti belum apa-apa bibi sudah lemas. Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk dapat menaklukkan bibi pada malam berikutnya.

Malam itu memang tidak terjadi apa-apa, tapi aku menyusun rencana untuk dapat menaklukkan bibi. Pada malam berikutnya, setelah selesai makan malam bibi langsung masuk ke dalam kamarnya. Selang sejenak dengan diam-diam aku menyusulnya. Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya yang kebetulan tidak dikunci. Sambil mengintip ke dalam, di dalam kamar tidak terlihat adanya bibi, tapi dari dalam kamar mandi terdengar suara air disiram. Rupanya bibi berada di dalam kamar mandi, aku pun dengan berjingkat-jingkat langsung masuk ke kamar bibi. Aku kemudian bersembunyi di bawah kolong tempat tidurnya.

Selang sesaat, bibi keluar dari kamar mandi. Setelah mengunci pintu kamarnya, bibi mematikan lampu besar, sehingga ruang kamarnya sekarang hanya diterangi oleh lampu tidur yang terdapat di meja, di sisi tempat tidurnya. Kemudian bibi naik ke tempat tidur. Tidak lama kemudian terdengar suara napasnya yang berbunyi halus teratur menandakan bibi telah tertidur. Aku segera keluar dari bawah tempat tidurnya dengan hati-hati, takut menimbulkan suara yang akan menyebabkan bibi terbangun.

Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan. Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.

Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.
Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.

Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur bibi.

Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.

Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.

Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.

Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku.“Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.“Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.

Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshhh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up.
Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi. Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada bagian putingnya.

“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Wooww..! Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.”Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.

Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.
Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.“Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.

Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”

Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.

Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.

Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.
Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.“Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”
Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.“Aaduhh.. Riic.. Biiibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.

Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.
Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar. Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, diselang seling mengerjai si Trisni dan Erni apabila ada waktu luang. Hal ini berlangsung terus tanpa paman mengetahuinya sampai saya lulus serjana dan harus pindah ke Jakarta, karena diterima kerja di suatu perusahaan asing.